Baik Lah

52. berbuat baik itu tak perlu berfikir 2 kali dan tak perlu malu.

Kini angin menderu seakan malam tak akan datang,
matahari yang bersembunyi malu di balik awan,
air langit yang seakan ragu jatuh dari nirwana,
dan kini, siang pun tak akan berlangsung lama.

Debu jalan yang meliuk disetiap partikel udara,
suara bising kendaraan yang menggonggong tiada hentinya,
ketika itu gadis yang pakainnya hampir basah semuanya,
ketika itu juga, gadis itu terlalu lama berhenti di pinggir jalan raya.

Tak ada yang mendekati,

Tak ada yang melirik,

Hendak hati ini bertanya,
tapi mulut bungkam seribu bahasa,
hendak kaki ini melangkah,
tapi hati berperang kecil untuk bertindak.

Gadis itu menggenggam payung,
tapi tidak ia gunakan,
tatapan mata kosong kedepan,
berdiri, tapi tak bergerak.

Hati kembali berperang, “Nuhun neng, ada yang bisa dibantu?”
“Saya ingin menyebrang jalan, apakah jalannya masih ramai kang?” jawab gadis, datar.

Seketika itu pertanyaan dalam hati ini terjawab sudah,
mata ini nanar ke depan,
menatap gadis yang tak menatap balik,
kini pakaian si gadis basah sudah.

Ingin mengulurkan payung sepertinya percuma,
sedari tadi yang dipikirkan hanya urat malu belaka,
tak terfikir sedari tadi untuk melangkah segera,
dan sekarang hanya ini yang bisa saya bantu,
mengantarkan gadis ke istana megah hingga di depan pintu,
benar-benar tak habis fikir ternyata dia adalah ratu.

Comments

Popular

Asiknya Mandi di Air Terjun Sando, Lubuklinggau, Sumatera Selatan

Lidah Mertua: Kumpulan Puisi yang Sangat Menggugah Hati

TERUSKAN SAJA SEMAUMU HINGGA USAI

OPPO Service Center Lubuklinggau Siap Melayani Kamu

Puisi Resah Sang Pencari Kerja