Yandika

36. jika seorng cerdas or missioner dia tak lagi membuat n mlakukan suatu hal karena alasan i trust u tpi krn mrka mempunyai suatu plan n misi tertentu... Guys, note yang ke 36 ini saya dapatkan dari sebuah film, tapi kali ini saya bingung harus mengupas kalimat tersebut menjadi apa. Kali ini saya tidak akan mengupas utuh keseluruhan dari kalimat tersebut. Saya akan sedikit membahas mengenai kata “percaya”. Kata PERCAYA bisa menjadi satu kata yang sangat sensitif dalam sautu hubungan, baik itu hubungan keluarga, teman ataupun rekan. Ketika kita dipercayai oleh keluarga, teman ataupun rekan kerja sebaiknya kepercayaan tersebut dijaga seutuhnya. Karena terkadang ketika kepercayaan itu hilang maka akan merusak hubungan tersebut dan susah untuk dikembalikan. Bisa dikatakan –karena nila setitik, rusak susu sebelanga-. Dalam hal ini kata PERCAYA berada dalam tingkat yang sejajar percaya dengan sesame manusia. Kepercayaan yang sangat riskan untuk dirusak. Dikhinati. Menurut...

“Huft!!!” Terkadang tidak semua hal yang negative akan berujung buruk. Semua tergantung dari sudut pandang kita. Coba bayangkan jika dunia hanya terang tanpa gelap, semua saling melengkapi. Saya ambil contoh dalam kasus percintaan, terkadang ketika kita terlalu berharap dengan seseorang dan suka dengan orang tersebut malah orang yang kita suka tidak merespon balik sama sekali, dalam artian lain, dia tidak suka. Bertepuk sebelah tangan. Karena hal ini terkadang kita malah merasa hati tidak tenang masih terpikirkan dia terus, susah move on, dan bahkan ada yang uring – uringan karena hal tersebut. Baiklah tak perlu khawatir, ambil saja hikmahnya. Kita masih bisa move on kok, salah satu caranya dengan mengingat hal kebalikannya yaitu, ketika sayang kita tak berbalas, maka kita harus mengingat kembali seberapa banyak orang yang telah menyayangi kita dan bahkan belum sempat kita balas. Daripada berfikir hal yang kurang berguna, lebih baik kamu menyayangi orang – oran...

Ever u thought! “Wah sudah sombong ya sekarang!” Kalimat tersebut sempat beberapa kali pasti terlontar dari sebagian dari kita untuk teman – teman kita, atau malah dari teman – teman ke kita. Tapi, pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa setiap alur cerita pada kehidupan kita memang akan ada masa – masanya sendiri, tidak bisa kita samakan untuk setiap waktu. Saya ambilkan contoh ketika kita pada posisi baru tamat kuliah dan sekarang sedang merasakan dunia kerja, ada salah satu teman melontarkan kalimat “Wah sudah sombong ya sekarang!”. Sempat saya terpikirkan bagaimana sikap saya seharusnya dengan teman seperti ini. Apakah memang saya telah berubah jadi sombong atau memang ada yang salah dengan hubungan silaturahmi ini? Sebenarnya tidak ada yang bisa disalahkan jika terjadi hal yang demikian. Saya sempat terpikirkan sejenak mengenai pernyataan tersebut. Saya mulai berfikir, bagaimana jika nanti hampir semua teman saya menilai saya demikian? Pa...

34. Membaca bku sampe hatam...trus buat rangkuman taw pa yg di dapat... seperti resensi.... “Membaca Membuka Pintu Dunia.” (Robert E. Slavin) “Aku Rela Dipenjara Asalkan Dengan Buku, Karena Dengan Buku Aku Bebas.” (Mohammad Hatta) Banyak pepatah ataupun nasehat yang sangat menganjurkan kita untuk membaca. Guys, kalimat pertama di dari Bapak Robert sudah sangat sering kita dengar bahkan semenjak dibangku sekolah dasarpun kalimat ini sering dikumandangkan. Nah, kalimat kedua dari Bapak Hatta merupakan salah satu kalimat yang lumayan menggugah nan puitis sebagai penambah perbendaharaan kalimat apik. Saat pertama kali saya menemui kalimat dari bapak wakil presiden pertama Indonesia ini, sesaat itu juga saya langsung merasa tergugah untuk menjadikannya pembuka dalam topic tulisan saya kali ini. Guys itu hanya salah dua contoh dari kalimat apik yang menganjurkan kita untuk terus membaca. Bahkan di dalam Alquraan pun terdapat anjuran kita untuk terus membaca terutama...

33. Bercerita tentang ide... banyak ide... inspiratif... berikan ide.... inovatif... Guys, percaya ga kalo menulis itu merupakan salah satu obat dari beberapa penyakit. You have to believe it, guys! Hal ini sudah pernah dijelaskan di dalam buku yang berjudul Sembuh dan Sukses dengan Terapi Menulis, Penerbit Indo Pro Publishing dengan Penulis Jonru & dr. Dito Anurogo Bersama 92 Penulis Testimoni Terapi Menulis. Dan saya menjadi salah satu penulis testimoni di dalamnya. Di dalam buku tersebut dijelaskan bagaimana menulis bisa menjadi obat beberapa penyakit dan ada 92 testimoni dari 92 penulis yang mendukung pernyataan tersebut. Nah guys, hasil karya sebuah tulisan sebenarnya akan sangat berpengaruh bagi pembacanya baik itu berpengaruh dalam hal positif ataupun negatif. Apalagi penulis dari tulisan tersebut merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi si pembaca ataupun merupakan seorang public figure. Hal tersebut juga tak terlepas dari kualitas tulisan tersebut. Sejatinya sebuah ...