Potret Wisata Air Terjun Watervang, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, 2017: Terlihat Sangat Alami
Dua bulan lalu, tepatnya akhir bulan November 2016, aku jadi guide dadakan. Yah, bermodal bacot (ngomong) doang, lumayanlah dapat liburan gratis. Nyambi ngisi waktu luang #hehe. Nah ceritanya, temanku dari Jakarta ini sedang tugas kerja ke Bengkulu, dan kebetulan berminat mampir ke Lubuklinggau karena hasil promosi wisata yang seadanya saja dariku. Yah, sepertinya si doi kemakan omongan soal asiknya tinggal di Lubuklinggau. Padahalkan ya, di Jakarta lebih gimana gitu. Mungkin doi sedang bosan kali dengan suasana Jakarta…
Sekilas mengenai Kota Lubuklinggau, merupakan kota kecil yang berada di Sumatera Selatan. Kota ini memiliki jalan poros utama yang cuma lurus saja, yaitu Jalan Yos Sudarso. Jika, kamu singgah di Lubuklinggau, aku yakin kamu tidak akan tersesat karena tata letak kota yang lumayan simpel dan sangat mudah dipahami.
Nah,
kembali kecerita awal, tujuan wisata pertama yang aku tawarkan adalah Wisata
Air Terjun Watervang. Wisata ini sebenarnya merupakan Bendungan yang dibangun
Belanda pada tahun 1941. Jika berdasarkan fungsi, bendungan ini adalah untuk
pengairan persawahan yang terletak di kawasan sepanjang Sungai Kelingi Kota
Lubuklinggau hingga ke Kecamatan Tugu Mulyo dan Megang Sakti (Kabupaten Musi
Rawas).
1. Lokasi wisatanya lumayan strategis. Jalan menuju ke wisata (Jalan Watervang) masih bisa diakses melalui jalan utama yaitu Jalan Yos Sudarso. Bisa dikatakan juga, tak begitu jauh dari pusat kota. Tapi yang jelas, wisata inilah yang paling dekat dari rumahku #hehehe.
2. Wisata Watervang merupakan salah satu wisata kebanggaan masyarakat Lubuklinggau. Ya, sejak aku kecil atau bisa dikatakan sejak aku lahir di Lubuklinggau ini, Watervang merupakan tempat wisata kebanggan dan wisata favorite. Dulu waktu kecil sekitar tahun 90an, jika ditanya ingin jalan-jalan kemana kita? Pasti jawabnya ‘WATERVANG’.
Dan sekarang, bagaimana nasib Watervang ini? Masih lumayan bagus, hanya saja sedikit tidak terawat. Dulu di bagian bawah (menuju ke air terjun), masih ada beberapa pondok yang berjualan sehingga masih sedikit terawat. Sekarang? Ya, beginilah gambarannya…
Walaupun demikian, wisata ini tetap menjadi wisata kebanggaan masyarakat Lubuklinggau. Dulu ramai, dan sekarang sangat terlihat alami. J
3. Asik aja buat nongkrong.
4. Bisa makan-makan.
Di daerah ini masih ada beberapa warung yang berjualan makanan, seperti mie ayam, bakso dan beberapa makanan serta minuman lainnya. Nah, jika kamu ke sini untuk makan-makan juga, aku sarankan datang di atas jam 10.00 wib karena para pedagan mulai berjualan sekitar jam tersebut. Jika saat makan siang tiba, biasanya daerah ini lumayan ramai.
5. Si doi kepengen banget maen ke curug. Leh, sebagai pengganti curug, aku gantilah ke Wisata DAM Watervang ini. Curug-kan air terjun ya, nah ini juga ada air terjunnya. #hehehe
Selain
itu, sebenarnya banyak yang bisa kamu lakukan di Watervang ini contohnya:
4. Main Air. Nih si doi hampir nyebur
karena kepleset saat mau minta foto dengan background air terjun.
Tapi
lima hal di atas tidak kami lakukan, karena ya emang niatnya cuma mau santai
dan foto-foto aja. At least, si doi
lumayan puas… Tapi, tetepan aja setelah itu, doi teriak minta dianterin ke
curug! #hahahaha.
Terus
kemana kita? Ya, tak lain dan tak bukan Air Terjun Temam. Nah, kalau yang ini
tunggu di postingan selanjutnya ya wanKawan. J
Owh
iya, aku lupa kenalin nama temanku. Namanya bukan doi ya… Namanya Yudi dan nama
panjangnya Yudiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.
#qidingbro #hehe
“Peliharalah
aset wisata sekitarmu dan tetap jadikan kebanggaanmu! Bila perlu jadikan dia pacarmu, bukan simpananmu
yang bisa kamu duakan atau tigakan!”
Baca juga:
- 5 Hal Asik yang Bisa Kamu Lakukan di Kawasan Wisata Air Terjun Blitar, Provinsi Bengkulu
- Enam Alasan, Kenapa Fosil Pesawat pun Bisa Jadi Tempat Wisata Asik, Blitar, Curup
- Tujuh Kegiatan yang Dapat Kamu Lakukan Selama Menunggu Jadwal Keberangkatan
- Enam Spot Foto Asik yang Wajib Kamu Kunjungi di Bangli Bali
- Tirta Empul, Ubud, Sejarah Sumber Mata Air Mematikan
Comments
Post a Comment