Review Novel Aleph, Karya Paulo Coelho
Hallo wanKawan.
Sumber: Google Books |
Ini novel kedua yang kubaca dari karya Paulo
Coelho, setelah sebelumnya sempat menyelesaikan
novel karangan beliau yang berjudul Alkemis (reviewnya bisa dibaca pada link ini). Karena sudah terlanjur suka
dengan si pengarang, aku mencoba mencari beberapa novel karangan beliau.
Dapatlah novel yang berjudul “Aleph”, novel ini aku dapatkan saat berada di
Medan.
Novel yang berjudul Aleph ini merupakan novel terjemahan yang diterbitkan oleh Penerbit
PT Gramedia Media Pustaka Utama. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun
2010 di Spanyol. Novel dengan tebal 320 halaman (20 cm) ini telah naik cetak
pertama kali di Indonesia pada Mei 2013. Sekarang telah mencapai cetakan keenam
(Juni 2017). Jika kamu merupakan salah satu penggemar dari karya Paulo Coelho,
pasti kamu tahu bahwa Aleph merupakan novel karya terbaru beliau dari sederatan
karya beliau lainnya.
Pada dasarnya, gaya penulisan novel karangan
Paulo Coelho ini hampir sama dengan novel yang sebelumnya pernah aku baca
(Alkemis). Namun gaya bahasa Novel Aleph ini agak sedikit sulit dicerna pada
beberapa bagian, dibandingkan
dengan Alkemis. Sehingga perlu beberapakali membaca
ulang kalimatnya untuk bisa mengerti maksudnya. Ada beberapa bagian yang isinya
sedikit berat dan terkesan membosankan. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan
satu buku ini pun aku memerlukan waktu yang agak lama, karena saat bertemu
dengan bagian yang membosankan agak sulit untuk melanjutkannya (bosan). Tapi,
saranku tetaplah terus membaca ke bagian berikutnya, karena mungkin memang dari
pengarang sengaja membuat plot yang demikian untuk menyampaikan apa yang perlu
disampaikan.
Jika menelaah dari Judulnya, ALEPH pada buku ini dituliskan dengan beberapa pengertian. Pada buku ini Aleph diartikan dalam tradisi
magis,
Aleph menampilkan diri lewat salah satu dari dua cara. Cara pertama adalah sebagai titik dalam semesta yang mengandung semua titik lain, masa sekarang dan masa lalu, besar dan kecil. Biasanya kau tidak sengaja mengalaminya, … . Hal itu bisa terjadi jika seseorang atau lebih, berada pada titik persis keberadaan Aleph. Itu disebut Aleph kecil. Cara kedua yaitu Aleph besar: Aleph besar terjadi saat dua orang atau lebih, dengan ketertarikan yang sangat kuat, berada dalam Aleph kecil. Dua energi mereka yang berbeda melengkapi satu sama lain dan memicu reaksi berantai. Kedua energi mereka merupakan kutub positif dan negatif seperti yang ada pada baterai; dayanya membuat bohlam menyala. Kedua energi tersebut berubah menjadi cahaya yang sama. Dua planet yang tarik-menarik lalu akhirnya bertabrakan. Sepasang kekasih yang bertemu kembali setelah waktu yang sangat lama. Aleph kedua juga terjadi secara kebetulan, saat dua orang yang telah ditentukan oleh Nasib dan dipilih untuk misi khusus bertemu ditempat yang tepat.
Pada beberapa pengertian disebutkan juga pada
novel ini Aleph dalam istilah teknis, berarti bilangan yang mengandung semua
bilangan. Para ahli matematika menggunakan Aleph untuk melambangkan sifat pokok
sederetan bilangan tak terhingga. Aleph juga huruf pertama alfabet dalam bahasa
Ibrani, Arab, dan Aramaic.
Secara garis besar buku ini menceritakan
tentang inkarnasi yang dialami “Aku” peran utama pada novel ini dengan Hilal
seorang perempuan. Jauh pada kehidupan sebelumnya “Aku” dan Hilal telah sempat
saling kenal dan mempunyai permasalahan yang belum terselesaikan dengan
sempurna. Pada kehidupan berikutnya “Aku” dan Hilal kembali dipertemukan untuk
meluruskan permasalahan yang telah terjadi pada kehidupan sebelumnya. Konflik
“Aku” dan Hilal pada cerita ini kebanyakan terjadi
selama perjalanan “Aku” (sebagai seorang penulis) dalam melakukan kunjungan
mengelilingi Eropa dengan menggunakan kereta Trans-Siberian. Kisah dari cerita kehidupan baru
mereka ini berakhir bahagia; mereka dipersatukan pada kehidupan yang sedang
mereka jalani sekarang ini.
Dalam bukunya, ALEPH, Paulo mengajak kita untuk
mengambil tindakan. Sudah waktuya kita merasakan kebutuhan untuk meninjau
bagaimana kita menjalani hidup ini, apakah kita berada di tempat yang kita
inginkan, dan melakukan hal yang ingin kita lakukan.
Sebagai penutup, berikut beberapa kutipan
keren yang ada dalam novel ini (menurutku):
Apa yang kaulakukan saat ini akan mengubah
masa depan.
“… Bukan apa yang kaulakukan di masa lalu yang
akan memengaruhi masa sekarang. Apa yang kaulakukan sekaranglah yang akan
menebus masa lalu dan mengubah masa depan.”
“… Kita perlu menjadi orang asing untuk diri
kita sendiri. Maka cahaya tersembunyi dalam jiwa kita akan menerangi apa yang perlu
kita lihat.”
“… dalam hutan berisi seratus ribu pohon, tak
ada daun yang sama. Dan dua perjalanan di satu jalur yang sama pun tidak sama.
Jika kita terus berpergian bersama, berusaha mencocokkan segala sesuatu dengan
cara pandang kita, tidak ada satu pun dari kita yang akan mendapatkan
manfaatnya. …”
“Sekalipun, tentunya, itu bukan ‘pada
pandangan pertama’ –bicara mengenai cinta pada pandangan pertama- melainkan
terkait dengan serangkaian kejadian yang berlangsung pada masa lampau. Itu
tidak berarti bahwa setiap pertemuan
semacam itu berkaitan dengan cinta romantis. Sebagian besar terjadi karena
urusan-urusan yang tidak selesai, dan kita membutuhkan inkarnasi baru untuk
menyelesaikan urusan yang belum beres. Kau membaca dan memaknai hal-hal yang sesungguhnya
tidak ada.”
KEHIDUPAN ADALAH KERETA API, bukan stasiunnya.
… Kita tidak akan pernah kehilangan
orang-orang yang kita cintai. Mereka menemani kita; mereka tidak lenyap dari
hidup kita. Kita hanya berada di ruangan berbeda. Contohnya, aku tidak bisa
melihat siapa yang berada di gerbong sebelah, namun gerbong itu berisi
orang-orang yang berpergian pada waktu yang sama denganku, denganmu dan dengan
semua orang lain. Fakta bahwa kita tidak bisa berbicara pada mereka atau
mengetahui apa yang terjadi di gerbong tersebut benar-benar tidak relevan.
Mereka ada di situ. Jadi, apa yang kita sebut “kehidupan” adalah kereta dengan
banyak gerbong. Kadang kita berada di satu gerbong, kadang kita berada di
gerbong yang lain, dan kadang kita menyebrang ke gerbong yang lain, saat kita
bermimpi atau membiarkan diri terbawa oleh kekuatan luar biasa.”
“Siapa pun yang mengenal Tuhan tidak dapat
menggambarkan-Nya. Siapa pun yang dapat menggambarkan Tuhan tidak
mengenal-Nya.”
“Aku berterima kasih padanya karena telah menjadi
lawan yang setia dengan tidak membiarkanku memenangkan pertarungan yang tidak
layak kumenangkan.”
“Kadang-kadang, rasa takut penting agar jiwa
kita kembali menemukan jalannya. Kadang, perang perlu terjadi agar kita dapat
menemukan kedamaian. Kita tidak peduli bagaimana penilaian atas diri kita
sekarang ini, karena masa depan akan menilai kita dan menghargai karya kita.”
“Aku
memaafkan air mata yang harus kutumpahkan,
Aku memaafkan rasa sakit dan semua kekecewaan,
Aku memaafkan semua pengkhianatan serta kebohongan,
Aku memaafkan semua fitnah dan semua tipu- muslihat,
Aku memaafkan kebencian serta penganiyaan,
Aku memaafkan pukulan-pukulan yang melukaiku,
Aku memaafkan impian-impian yang rusak,
Aku memaafkan harapan-harapan yang mati sebelum waktunya,
Aku memaafkan permusuhan serta kecemburuan,
Aku memaafkan ketidakpedulian dan niat jahat,
Aku memaafkan ketidakadilan yang dijalankan atas nama keadilan ,
Aku memaafkan kemarahan serta kekejaman,
Aku memaafkan kelalaian dan sikap menghina,
Aku memaafkan dunia dan semua kejahatannya.”
Aku memaafkan rasa sakit dan semua kekecewaan,
Aku memaafkan semua pengkhianatan serta kebohongan,
Aku memaafkan semua fitnah dan semua tipu- muslihat,
Aku memaafkan kebencian serta penganiyaan,
Aku memaafkan pukulan-pukulan yang melukaiku,
Aku memaafkan impian-impian yang rusak,
Aku memaafkan harapan-harapan yang mati sebelum waktunya,
Aku memaafkan permusuhan serta kecemburuan,
Aku memaafkan ketidakpedulian dan niat jahat,
Aku memaafkan ketidakadilan yang dijalankan atas nama keadilan ,
Aku memaafkan kemarahan serta kekejaman,
Aku memaafkan kelalaian dan sikap menghina,
Aku memaafkan dunia dan semua kejahatannya.”
“Aku memiliki kemampuan mencintai, terlepas
dari apakah aku dibalas dicintai,
Kemampuan memberi, bahkan saat aku tidak punya apa-apa,
Kemampuan bekerja dengan bahagia, bahkan di tengah kesulitan-kesulitan,
Kemampuan mengulurkan tangan, bahkan saat aku benar-benar sendirian dan diabaikan,
Kemampuan untuk mengusap air mata, bahkan saat aku menangis,
Kemampuan percaya, bahkan saat tidak seorang pun percaya padaku.”
Kemampuan memberi, bahkan saat aku tidak punya apa-apa,
Kemampuan bekerja dengan bahagia, bahkan di tengah kesulitan-kesulitan,
Kemampuan mengulurkan tangan, bahkan saat aku benar-benar sendirian dan diabaikan,
Kemampuan untuk mengusap air mata, bahkan saat aku menangis,
Kemampuan percaya, bahkan saat tidak seorang pun percaya padaku.”
Momen sebelum tidur sangat mirip dengan
kematian. Kita menjadi lemas dan tidak mungkin tahu kapan sosok “aku” mengambil
bentuk lain. Mimpi-mimpi kita adalah kehidupan kedua. Aku tidak mampu melewati
pintu-pintu yang membawa kita ke dunia yang tak kasatmata itu tanpa gemetar.
Memutuskan. Mengubah. Menjadi. Mencari jati
diri. Melangkah. Berbuat. Bangkit. Bereksperimen. Mencapai. Menantang.
Bermimpi. Menang. Menemukan. Menuntut. Berkomitmen. Berpikir. Meyakini.
Menguatkan. Bertanya. Bertumbuh. Berpartisipasi. Membangkitkan kesadaran.
Baca juga:
Comments
Post a Comment