MENGUKUR KUALITAS PEMIMPIN DARI APA YANG IA LAKUKAN DENGAN KEKUASAANNYA (Lingkaran Kopdar #6)
Negara ideal adalah negara yang
dipimpin oleh seorang filsuf yang memiliki pengetahuan. Kalimat ini diungkapkan Plato (seorang filsuf pada zaman Yunani kuno) dalam
paper yang dibuat oleh Mas Yanza Ahaddin Fahmi. Paper yang berjudul Plato dan
Negara Ideal ini telah didiskusikan pada Minggu, 24 Februari 2019, di Sang
Kopi. Topik yang diusung Mas Yanza sangat hangat, apalagi sekarang kita sedang
berada di tahun politik. Jelas saja topik ini bisa menjadi topik yang hangat sekaligus
sensitif untuk diperbincangkan.
Bukan rahasia umum
lagi, perdebatan antar pendukung calon pemimpin di Indonesia ini memang belum
kunjung surut. Entah dari kubu mana yang menang?! Jelasnya, di tahun politik
ini hendaknya kita harus ikut andil ambil suara. Jika belum mempunyai jagoan,
maka cobalah buka mata, dengan cara mengenali calon yang disodorkan. Mungkin dari
sana kamu akan mendapat sedikit pencerahan, calon mana yang akan kamu pilih. Tapi
saranku, kamu harus bijak memilah informasi terhadap para calon tersebut karena
terkadang media seakan menjelma menjadi ... ah sudahlah. Yang terpenting, kamu
harus bijak dalam memilah informasi dan juga memilih calon pemimpin.
Paper yang dibuat
Mas Yanza ini sangat bermain aman dan juga memiliki pesan moral tersendiri
(menurutku). Mas Yanza mengaitkan teori politik klasik ala Plato dengan tahun
politik yang sedang berlangsung sekarang ini. Jika kita kembali pada kalimat
pertama: Negara ideal adalah negara yang
dipimpin oleh seorang filsuf yang memiliki pengetahuan. Apakah syarat
menjadi pemimpin itu harus menjadi seorang filsuf dahulu? Mungkin filsuf pada
kalimat ini tidak secara gamblang diartikan sebagai gelar atau profesi.
Filsuf adalah ahli
filsafat atau ahli pikir. Mungkin, dapat dimaknakan juga bahwa seorang pemimpin
adalah seseorang yang mau berpikir, mampu menguasi pikiran, dan mampu
memberikan pikiran. Ya, bisa dikatakan seorang pemimpin haruslah cerdas, bijak,
tegas, dan memiliki sifat positif lainnnya. Namun, terkadang kita juga harus
berpikir logis, pemimpin adalah manusia, apakah bisa dia menjadi se-sempurna
itu?
Ya, ini dapat
menjadi suatu tuntutan yang besar!
Namun setelah itu, aku terbesit
dengan salah satu kutipan Plato yang lainnya: the measure of a man is what he does with power. Berdasarkan
kalimat tersebut, kita dapat analogikan bahwa orang yang mempunyai kuasa adalah
seorang pemimpin. Nah, kita dapat mengukur kualitas dari pemimpin tersebut dari
caranya menggunakan kekuasaan yang ia miliki.
Nah,
sepertinya aku mendapat benang merah untuk tahun politik ini. Mungkin bisa juga
menjadi saran buat kamu yang masih bingung saat PEMILU nanti. Baiklah,
sederhananya begini, calon pemimpin yang mencalonkan diri pastinya mempunyai
pengalaman dalam memimpin. Nah, dari latar belakang tersebutlah bisa menjadi
acuanmu dalam memilih. Apa yang telah ia lakukan selama masa kepemimpinannya?
Comments
Post a Comment