Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui saat Puasa Ramadhan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk menikmati dan bertemu dengan bulan Ramadhan 1438H.


Luar biasa senengnya! -Thanks God udah kasih kesempatan ini- #patutbersyukur
-Sumpah ga berasa banget udah satu tahun aja (berdasarkan tahun Hijriah ya!). Antara miris dan bersyukur, campur aduk! Kemana aja and ngapain aja ente selama ini? #tepokjidat-

Sekedar mau mengingatkan dan me-review hasil bacaan yang aku baca (sekaligus reminder untukku sendiri). Bukan berarti aku ahli dalam hal ini atau menggurui, tapi aku hanya ingin berbagi ilmu berdasarkan apa yang aku baca dan sesuai dengan landasan Islam. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari).



Sebelum kita membahas syarat-syarat penting dalam berpuasa, ada baiknya kita mengetahui apa itu arti ‘syarat’?
Syarat dalam istilah Fiqih adalah suatu yang harus ditepati sebelum mengerjakan sesuatu. Kalau syarat-syarat sesuatu itu tidak sempurna maka pekerjaan itu tidak sah. Nah loh… jadi bener-bener, kudu dan wajib dipahami yak! Oke wanKawan!

Baiklah langsung aja kita mulai dari yang pertama.
Siapa saja yang wajib berpuasa?
Berikut syarat orang-orang yang wajib berpuasa.
1. Orang tersebut beragama Islam
2. berakal
3. sudah baligh
4. dan mengetahui akan wajibnya puasa.

Nah, jika kamu sudah masuk dalam empat kualifikasi di atas maka wajib hukumnya bagi kamu untuk berpuasa. -Jangan ga loh! Dosa loooh nanti J.-
Setelah empat hal di atas terpenuhi, kamu juga perlu memperhatikan hal-hal berikut yaitu, syarat wajibnya penunaian puasa:
1. Sehat, tidak dalam keadaan sakit.
2. Menetap, tidak dalam keadaan bersafar (bepergian).
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185).
3. Suci dari haidh dan nifas.

Syarat pada poin 1 dan 2 termasuk dalam syarat wajib penunaian puasa dan bukan syarat sahnya puasa dan juga bukan termasuk syarat wajibnya qodho’ puasa. Karena syarat wajib penunaian puasa di sini gugur pada orang yang sakit dan orang yang bersafar. Ketika mereka tidak berpuasa saat itu, barulah mereka qodho’ berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun jika mereka tetap berpuasa dalam keadaan demikian, puasa mereka tetap sah.

Lantas setelah tujuh poin di atas terpenuhi, berarti wajib berpuasa dong?
Ya iyalah BRO… WAJIB, KUDU, HARUS, MUSTI hukumnya!
-Jangan ga loh! Dosa loooh nanti J. #hehehe-

Apa saja syarat sahnya puasa?
1. Dalam keadaan suci dari haidh dan nifas. Syarat ini adalah syarat terkena kewajiban puasa dan sekaligus syarat sahnya puasa.
2. Berniat. Niat merupakan syarat sah puasa karena puasa adalah ibadah sedangkan ibadah tidaklah sah kecuali dengan niat sebagaimana ibadah yang lain.
Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ingat loooh! Niatnya harus yang benar, jangan sampai kamu berniat hanya untuk menahan lapar doang. Ataupun menahan lapar karena ingin diet! Harus dilurusin ya wanKawan niatnya. J

Lantas, bagaimana dengan rukun puasa?
Yang dimaksud dengan rukun adalah suatu hal yang harus dikerjakan dalam memulai suatu ibadah. Berdasarkan kesepakatan para ulama, rukun puasa adalah menahan diri dari berbagai pembatal puasa mulai dari terbit fajar (yaitu fajar shodiq) hingga terbenamnya matahari.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187).
Yang dimaksud “terang bagimu benang putih dari benang hitam” dari ayat di atas adalah terangnya siang dan gelapnya malam dan bukan yang dimaksud benang secara hakiki. (sebagaimana hadits ‘Adi bin Hatim, HR. Tirmidzi, hasan-shahih).

Sebenarnya rukun puasa itu tak terlalu ribet kok, intinya cuma satu poin di atas doang! Mudah kan? Tapi selain itu, kamu perlu memperhatikan hal-hal yang bisa membatalkan puasamu.

Terus, apa saja hal-hal yang bisa membatalkan puasa?
1. Makan dan minum dengan sengaja.
Yaiyalah BRO, namanya juga PUASA. Masa makan dan minum dengan sengaja. Jika kamu belum paham dengan poin ini, sepertinya kamu perlu perhatikan poin sebelumnya (rukun puasa), scrool ke atas dikit! J
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187).
Jika orang yang berpuasa lupa, keliru, atau dipaksa, puasanya tidaklah batal. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang makan dan minum dalam keadaan lupa, hendaklah dia tetap menyempurnakan puasanya karena Allah telah memberi dia makan dan minum.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Muntah dengan sengaja
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang dipaksa muntah sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qodho’ baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya membayar qodho’.” (HR. Abu Dawud, shahih).
3. Haidh dan nifas
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah kalau wanita tersebut haidh, dia tidak shalat dan juga tidak menunaikan puasa?” Para wanita menjawab, “Betul.” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itulah kekurangan agama wanita.” (HR. Bukhari).
4. Keluarnya mani dengan sengaja
Bro, terutama bagi ente-ente yang cowok ni, mengeluarkan mani dengan sengaja itu berarti membawa syahwat bro. Jadi, kalau ente sengaja keluarin mani disiang hari, bro-bro sekalian sudah taukan jawabannya? BATAL.
Dalil hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “(Allah ta’ala berfirman): ketika berpuasa ia meninggalkan makan, minum dan syahwat karena-Ku” (HR. Bukhari).
5. Berniat membatalkan puasa
wanKawan poin 5 ini tak kalah pentingnya loh. Hanya berniat doang bisa membatalkan puasa! Naah loooh! NIAT DOANG! Hati-hati makanya! Pikiran dan niat juga perlu dikontrol Kawan! Subhanallah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan, “Barangsiapa berniat membatalkan puasa sedangkan ia dalam keadaan berpuasa, maka puasanya batal.” (Al Muhalla, 6/174).
6. Jima’ (bersetubuh) di siang hari.
Kawan, poin 6 ini tak perlu diperjelas ya! Kita semua pasti sudah tahu (bagi yang sudah dewasa)! Untuk menggambarkan poin 6 ini berikut kisah dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Ia berkata, “Suatu hari kami duduk-duduk di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian datanglah seorang pria menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Lalu pria tersebut mengatakan, “Wahai Rasulullah, celaka aku.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang terjadi padamu?”
Pria tadi lantas menjawab, “Aku telah menyetubuhi istri, padahal aku sedang puasa.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang budak yang dapat engkau merdekakan?”
Pria tadi menjawab, “Tidak”. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?” Pria tadi menjawab, “Tidak”. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Apakah engkau dapat memberi makan kepada 60 orang miskin?” Pria tadi juga menjawab, “Tidak”. Abu Hurairah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas diam.
Tatkala kami dalam kondisi demikian, ada yang memberi hadiah satu wadah kurma kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,“Di mana orang yang bertanya tadi?” Pria tersebut lantas menjawab, “Ya, aku.”
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Ambillah dan bersedakahlah dengannya.”
Kemudian pria tadi mengatakan, “Apakah akan aku berikan kepada orang yang lebih miskin dariku, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada yang lebih miskin di ujung timur hingga ujung barat kota Madinah dari keluargaku. ”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu tertawa sampai terlihat gigi taringnya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Berilah makanan tersebut pada keluargamu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Masya Allah… Indahnya Islam!

Nah Kawan, ketika hal-hal yang membatalkan puasa terjadi, maka kamu harus mengqodho’ puasa di hari lainnya ya. -Jangan ga loh! Dosa loooh nanti J. #hehehe-

Bagaimana? Apakah kamu sudah siap berpuasa di Ramadhan 1438H ini?
Harus sudah siap dong! Yok diterapkan rukun di atas dan jangan lupa ingatkan kembali pada kawan-kawan yang lain agar bisa semakin sempurna puasanya!
Boleh di-share, soal pahala atau amal, wallahu’alam
Biarkanlah tangan kanan memberi dan tangan kiri tak perlu tahu! Okeh!
 
Jadikanlah Ramadhan tahun ini ladang amal dan sarana semakin mendekatkan diri dengan Allah.swt. Jangan hanya mendekatkan diri dengan pacar aja Kawan!!!


Comments

Popular

Menikmati Alaminya Wisata Danau dan DAM Gegas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan

OPPO Service Center Lubuklinggau Siap Melayani Kamu

5 Tips Liburan Ala Film Brave (Walt Disney)

Puisi Resah Sang Pencari Kerja

Gajah Mada adalah Gaj Ahmada