Puisi Resah Sang Pencari Kerja
Sukses
adalah proses
Memang benar
adanya dan itu adalah kodratnya
Tapi resah
bagi banyak pengangguran yang merata
Katanya nepotisme
masih merajalela
Anak dari ibu
bapak yang duduk dipemerintah tak susah payah mencari kerja
Lulus sekolah
dengan nilai pas-pasan, kerja juga pas adanya
Karena memang
ada dekeng besar di belakangnya
Kalau memang
nilai besar, takut ada manipulasi di dalamnya
Ah memang, tidak
semua pelaku pemerintah seperti berita yang ada
Tapi, ini
juga bukan karena nila setitik, rusak susu sebelanga
Semua sudah
menjadi rahasia publik dan tampil frontal apa adanya
Jika memang
mau menduduki kursi yang di sana, Kau berani berapa?
Aku bukan
berucap belaka
Karena aku
sudah pernah menjadi korban di dalamnya
Sejak sekolah
sudah diajarkan membeli kursi untuk masuk ke dalam komunitasnya
Lulus pun demikian,
jika mau cepat dan lancar, Kau berani kasih berapa?
Ya, ini
adalah realita
Bukan sinema
Bisa jadi,
ada episode di dalamnya
Dan ini
benar terjadi di Indonesia
Baiklah,
singkirkan sejenak bangku pemerintah, bagaimana dengan swasta?
Hampir sama
saja, ada nepotisme di dalamnya
Perihal yang
berbeda, pemegang kekuasaan akan turun ke anaknya, bukan dari karyawan biasa
Memang mudah
masuk ke dalamnya, tapi hanya akan menjadi bawahan selamanya
Memang benar,
tidak semua swasta begitu adanya
Tapi logikanya
saja, siapa yang rela memberi kuasa
Dari perusahaan
yang pernah dirintis hingga nyawa taruhannya
Karena memang
sekarang, krisis kepercayaan pun masih merajalela
Lantas, mau
jadi apa nanti di mata bangsa?
Pemerintah,
swasta sama saja
Mau jadi
bos, katanya modal tak ada
Menjual jasa,
apa daya kemampuan tak ada
Kemudian siapa
yang patut disalahkan atas semua yang terjadi
Berkacalah dari
diri sendiri
Jika ingin
sukses berusahalah sejak dini
Mujur-mujur
kemampuan mumpuni, dan keberuntungan berpihak pada diri
Setelah ini
kita akan berlari dari konsonan I,
Tak perlu
berlama-lama beradaptasi
Dan kebanyakan
basa-basi, jadilah diri sendiri
Agar semakin
terlihat jati diri
Ah, ini
hanyalah sekelumit kalimat resah bagi yang belum mendapat kerja
Menceritakan
semua apa adanya, tak ditambah, hanya bermain logika
Dan kini
kita telah berlari dari konsonan I, kembali kekosonan A
Kenapa harus
A?
Karena A
adalah awal dari semua huruf dan kawan-kawannya
Kenapa tidak
nol ‘0’, kawan semua tidak harus diukur dengan angka
Jika kita
memulai dari nol, maka seterusnya tak ada batas dan tak ada habisnya
Hingga nanti
jatuhnya sampai tak terhingga
Mau jadi apa
kita, jika berani memulai tapi terus berjalan selamanya
Hakekatnya tak
ada yang abadi, semua hanya fatamurgana dunia
Jika berani
mengawali, berarti harus berani mengakhiri
Lantas bagaimana
dengan A?
A adalah huruf
awal dari sekawanannya
Jika memulai
dengan huruf A maka akan diakhiri huruf Z
Baca juga:
- Perlukah Rasa Cemburu?
- Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui saat Puasa Ramadhan
- Lima Alasan Menggunakan Bloger sebagai Media untuk Nge-blog
- Surat Cinta dari Google Adsense: Cara Ampuh Mendaftar Blog ke Google Adsense
- Statistik Jumlah Pengguna Internet dari berbagai Negara Tahun 2016: Indonesia Urutan ke-12
Comments
Post a Comment