Perlukah Rasa Cemburu?
Perlu
ga sih cemburu?
Tergatung konteks
dan cemburu dalam artian apa ni. Berdasarkan KBBI cemburu adalah perasaan tidak
atau kurang senang melihat orang lain beruntung dsb; sirik; kurang percaya;
curiga. Jika cemburu dalam artian positif, maka jawabannya adalah IYA, bahkan
WAJIB. Hal ini juga diperjelas dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain.” (Al-Hujurat/49:12)
Prasangka adalah
dugaan yang belum tentu kebenarannya dan seringkali cemburu hanya berlandaskan
suatu prasangka saja; sangat jelas, hal tersebut tidak dianjurkan. Cemburu yang
boleh kamu lakoni adalah cemburu akan suatu hal yang pasti bukan hanya
prasangka saja. Tetapi, jangan juga kamu mencari-cari kesalahan karena terlalu
cemburu buta.
Lantas, bagaimana
cemburu yang seharusnya kita lakoni dalam kehidupan sehari-hari?
Rasa cemburu dalam hal positif harusnya kita tumbuhkan sejak dini, karena jika kita memiliki rasa cemburu, maka itu berarti kita merasa memiliki akan suatu hal tersebut. Berikut rasa cemburu yang semestinya ada dan harus kamu tumbuhkan:
Rasa cemburu dalam hal positif harusnya kita tumbuhkan sejak dini, karena jika kita memiliki rasa cemburu, maka itu berarti kita merasa memiliki akan suatu hal tersebut. Berikut rasa cemburu yang semestinya ada dan harus kamu tumbuhkan:
1. Cemburu dalam berumah tangga.
Dalam
berumah tangga, rasa cemburu sangat patut kita tumbuhkan. Jika kita merasa cemburu,
itu berarti tanda sayang dengan pasangan kita. Sebagai contoh: seorang suami
sangat tidak ingin melihat istrinya terlalu dekat dengan pria lain yang bukan
muhrimnya, atau sebaliknya. Kenapa demikian? Karena jika kita membiarkan
pasangan kita terlalu dekat dengan orang yang bukan muhrimnya, itu berarti kita
mebiarkan pasangan kita mendekati maksiat. Kita patut menjaga pasangan kita
agar tidak melakukan perbuatan dosa. Tentunya kecemburuan ini harus dilandaskan
dengan suatu hal yang sudah pasti terjadi bukan dugaan.
Pernah ada suatu kisah yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahu’alaihi wa salam: “Sesungguhnya Allah. swt tidak melihat kepada ad-dayyuts pada hari kiamat, dan tidak akan memasukkannya ke dalam surga”.
Dayyuts
adalah seorang suami yang tidak memiliki sifat cemburu dan membiarkan isterinya
berbuat maksiat. Dan sebaliknya, suami yang terlalu berlebihan rasa cemburunya
akan hidup sengsara dan tersiksa, bahkan jarang seorang isteri yang mampu hidup
lama dengannya, karena selalu merasa diawasi dan merasa tertekan. [1]
2. Cemburu dengan orang yang melakukan
kebaikan, sehingga kita merasa terpacu secara emosional untuk lebih dari mereka.
Cemburu
jenis ini harusnya diimbangi dengan kemampuan mengukur/menilai diri sendiri. Kita
harus mampu mengukur/menilai fisik, mental dan materi yang kita punya. Tak harus
dipaksakan jika memang kita tidak mampu atau tidak punya, tapi jika kita mampu maka
hukumnya wajib.
Sebagai
contoh orang kaya yang dermawan selalu membantu orang malalui materi kekayaan
yang dia punyai. Lantas kita mengukur kadar dan kemampuan materi kekayaan yang
kita punya, jika kita pun merasa berat, maka kita masih bisa membantu orang
lain menggunakan fisik atau mental (nasehat/semangat). Hal ini juga dijelaskan
dalam Al-Qur’an:
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Makanya berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S Al-Baqarah : 148)
3. Cemburu akan suatu barang atau hal.
Cemburu
jenis ini juga patut kita tumbuhkan karena ini berarti kita merasa memiliki
akan suatu barang atau hal tersebut. Kita takut nanti barang atau hal tersebut
diambil orang. Sebagai contoh, barang seni atau budaya Bangsa Indonesia; ketika
kita melihat bangsa lain lebih banyak mengekspose barang seni atau budaya
bangsa kita, maka kita patut cemburu dengan bangsa tersebut, karena kita takut
nantinya malah barang tersebut diklaim milik mereka. Untuk mengantisipasi hal tersebut
kita harus lebih gencar mengekspose daripada mereka. Ingat! Lebih baik mencegah
dari pada memperbaiki!
4. Cemburu dalam keluarga.
Tentunya
ini masih dalam konteks positif ya. Contohnya, ketika kita melihat kakak/adik
kita memberikan perhatian yang lebih dengan oran tua kita. Terkadang rasa
cemburu itu menggerogoti kita, kita takut nanti orang tua kita lebih sayang
dengan kakak/adik kita. Eits, tapi tunggu dulu, rasa sayang orang tua dengan
anaknya adalah sama rata sesuai dengan porsinya. Tapi bagaimanapun juga, kita
tetap harus berlomba-lomba untuk membahagiakan oran tua kita.
5. Cemburu dalam hal penampilan.
Cemburu
jenis ini erat kaitannya dengan materi/kekayaan yang kita miliki. Memang tampil
lebih cantik/tampan itu perlu, tapi ingat, berpenampilanlah sesuai dengan isi
kantongmu. Kamu bisa tampil lebih cantik/tampan secara natural dengan
memelihara kebersihan tubuhmu. Mengenai pakaian, kamu bisa melakukan hal
kreatif dengan mix and match pakaian
yang kamu punya; tidak harus baru!
6. Cemburu dalam beribadah.
Cemburu
jenis ini hampir sama kaitannya dengan cemburu poin kedua. Bedanya, cemburu
dalam beibadah langsung berhubungan dengan Tuhan. Kita berlomba-lomba mendapatkan
posisi yang terbaik dihadapan Tuhan.
7. Cemburu bagi kalangan
traveling/pecinta alam.
Cemburu
jenis ini patut kita contoh wanKawan. Tapi bukan berarti cemburu ketika melihat
teman-teman kita sedang traveling, ya. Boleh kita cemburu dan mengikuti
teman-teman yang sering traveling, tapi sesuaikan dengan kantong masing-masing,
ya. Liburan juga penting kok! Contoh cemburu jenis ini adalah, ketika kita
melihat teman-teman kita yang selalu melestarikan alam, tidak merusaknya
sehingga kita cemburu dengan kegiatan mereka. kemudian kita berusaha
berlomba-lomba juga untuk melestarikan alam.
Kawan,
sudah kah kamu mempunyai rasa cemburu seperti yang di atas?
Saya
harap kamu senantiasa memupuk rasa cemburu yang selalu berbau positif ya…
Footnote:
Cemburulah
sesuai kadarnya cemburu, tak kurang, dan tak lebih! Cemburu itu perlu.
#NulisRandom
#NulisRandom2017
#NulisRandom2017
Baca juga:
- Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui saat Puasa Ramadhan
- Lima Alasan Menggunakan Bloger sebagai Media untuk Nge-blog
- Surat Cinta dari Google Adsense: Cara Ampuh Mendaftar Blog ke Google Adsense
- Statistik Jumlah Pengguna Internet dari berbagai Negara Tahun 2016: Indonesia Urutan ke-12
- Belajar dari Album Lama, Java Summer Camp 2012
Comments
Post a Comment