Beberapa Jenis Kawan yang Disebut Al-Qur’an
SALAH satu keunggulan bahasa
Arab, selain sebagai bahasa al-Qur’an, adalah kefasihan bahasa dan keindahan
sastra yang dikandungnya. Tak sedikit kata dalam bahasa Arab yang harus
diwakili oleh beberapa kosakata yang berbeda, sekedar untuk mengungkapkan satu
buah makna.
Contoh misalnya, kata “kawan”.
Setidaknya ada sepuluh varian kata dalam Al-Qur’an yang mengandung makna ragam
jenis kawan dalam kehidupan manusia. Sedang dalam bahasa Indonesia, biasanya
yang kita tahu hanya kata “teman”, “sahabat”, “karib”, dan “kawan”.
Diantara hikmah yang bisa digali
bahwa persahabatan adalah hal yang penting dalam syariat Islam. Seorang Muslim
mesti berhati-hati dalam memilih dengan siapa ia berkawan. Sebab ia bisa
memberi pengaruh kepada agama seseorang yang berujung kepada kebahagiaan atau
kecelakaan ia di dunia dan di akhirat kelak. Berikut ke-10 kawan tersebut:
1.
Wali
Wali adalah teman yang melindungi,
penasehat, dan siap membantu kawannya. Seorang kawan yang selalu ada untuk
menolong dan memberi petunjuk kapanpun ia dibutuhkan.
Firman Allah:
اللّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُواْ يُخْرِجُهُم
مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوُرِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ أَوْلِيَآؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah pelindung orang-orang yang
beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya
(iman).” (Surah al-Baqarah [2]: 257).
Allah juga berfirman:
لاَّ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُوْنِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّهِ فِي شَيْءٍ إِلاَّ أَن تَتَّقُواْ مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللّهِ الْمَصِيرُ
لاَّ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُوْنِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّهِ فِي شَيْءٍ إِلاَّ أَن تَتَّقُواْ مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah orang-orang mukmin
mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang
mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan
Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari
mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya
kepada Allah kembali.” (Surah Ali Imran [3]: 28).
2.
Hamim
Berasal dari kata kerja ‘ahamma’
yang berarti ‘memanaskan’ atau ‘menghangatkan’.
Allah berfirman;
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ
وَلِيٌّ حَمِيمٌ
“…Dan tidaklah sama kebaikan dan
kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba
orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah dia adalah teman
yang sangat setia.” (Surah Fushshilat [41]: 34).
Hamim adalah seorang teman yang
hangat. Ia mencintai bahkan punya ikatan secara emosional terhadap kawannya.
Sifat teman demikian hendaknya kita punyai. Termasuk jika berhadapan dengan
seseorang yang bersikap kasar dan menyakiti hati.
3.
Shadiq
Kelak orang-orang yang tersesat
meratapi nasibnya pada hari Kiamat; “Dan tiadalah yang menyesatkan kami
kecuali orang-orang yang berdosa. Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa’at
seorangpun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab.” (Surah asy-Syu’ara
[26]: 99-101).
Kata shadiq berasal dari
kata shidq yang berarti kejujuran. Orang yang jujur adalah teman
sejati. Seseorang yang berkawan tanpa ada motif atau niat tertentu. Ia tak akan
meninggalkan kawannya hanya karena ia jatuh miskin, misalnya. Saat temannya
tersesat, ia justru tampil sebagai pengingat yang lembut. Mengajak agar kembali
ke jalan yang lurus. Tipe kawan seperti ini niscaya kekal selamanya, di dunia
dan di akhirat.
4.
Shahib
Shahib adalah seseorang yang
menyertai kawannya dalam keseharian. Ia bisa jadi tetangga, rekan kuliah, atau
teman seperjalanan. Seorang shahib adalah yang bersikap baik kepada
Anda. Stay in touch. Punya perhatian agar kawannya senantiasa berbuat
baik. Allah menyebut Nabi Muhammad di hadapan Quraisy dengan sebutan shahib.
وَمَا صَاحِبُكُم بِمَجْنُونٍ
“…Dan tidaklah temanmu (Muhammad)
adalah orang yang gila.” (Surah at-Takwir [81]: 22).
5.
Walijah
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تُتْرَكُواْ وَلَمَّا
يَعْلَمِ اللّهُ الَّذِينَ جَاهَدُواْ مِنكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُواْ مِن دُونِ اللّهِ
وَلاَ رَسُولِهِ وَلاَ الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang
yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia
selain Allah, rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (Surah at-Taubah [9]: 16).
Kata ini hanya muncul sekali di
dalam al-Qur’an. Berasal dari kata kerja “walaja” yang bermakna “memasukinya”.
Walijah ialah orang yang benar-benar masuk ke dalam kehidupan pribadi Anda.
Seorang terpercaya dalam urusan pribadi sekalipun. Allah melarang orang beriman
memiliki jenis hubungan seperti ini dengan orang kafir.
6.
Bithanah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ
تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لاَ يَأْلُونَكُمْ خَبَالاً وَدُّواْ مَا عَنِتُّمْ
قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاء مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ
بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar
kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan
bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari
mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar
lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu
memahaminya.” (Surah Ali Imran [3]: 118).
Allah mengisyaratkan berbagi
rahasia itu boleh kepada jenis kawan seperti ini. Tapi tidak kepada orang
kafir. Kata “bathn” sendiri berarti perut, rongga tubuh manusia yang paling
dalam.
7.
Khadzul
لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ
إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
“Sesungguhnya Dia telah menyesatkan
aku dari peringatan (al-Quran) ketika ia telah datang kepadaku dan adalah
syaitan itu teman yang berkhianat kepada manusia. (Surah al-Furqan [25]:
29)
Ini adalah jenis pertemanan yang
fana, penuh kepalsuan. Mereka mengaku sebagai kawan yang paling setia.
Nyatanya, ia berpaling ketika ia dibutuhkan. Setan digelari khadzulkarena telah
berjanji menjadi teman setia manusia. Ia menjadikan kemaksiatan tampak indah di
depan mata. Tapi ia hanya berdusta semata memperdaya syahwat manusia.
8.
Khadn
فَانكِحُوهُنَّ بِإِذْنِ أَهْلِهِنَّ
وَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ مُحْصَنَاتٍ غَيْرَ مُسَافِحَاتٍ وَلاَ مُتَّخِذَاتِ
أَخْدَانٍ فَإِذَا أُحْصِنَّ فَإِنْ أَتَيْنَ بِفَاحِشَةٍ فَعَلَيْهِنَّ نِصْفُ مَا
عَلَى الْمُحْصَنَاتِ مِنَ الْعَذَابِ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ الْعَنَتَ مِنْكُمْ وَأَن
تَصْبِرُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“…Karena itu nikahilah mereka
dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut yang patut,
sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan
(pula) wanita-wanita yang mengambil laki-laki hanya sebagai teman mainnya.” (Surah
an-Nisa [4]: 25).
Perkawanan jenis ini termasuk yang
dilarang dalam syariat Islam. Allah memerintahkan laki-laki yang beriman untuk
menikahi wanita-wanita yang suci dan bukan wanita pengumbar nafsu yang kerjanya
hanya memamerkan aurat dan tipu daya terhadap lelaki. Ironisnya, tak sedikit
para remaja Muslim terjebak dalam jenis pertemanan ini. Berbagai macam istilah
melekat. Sebut saja misalnya, “pacaran Islami” atau “teman tapi mesra”.
9.
Qarin
Qarana berarti
“menghubungkan”. Qarin adalah teman yang selalu jalan keluar bareng
dengan kawannya. Dia memiliki selera yang sama. Boleh jadi ia juga ikut
berpartisipasi dalam kegiatan tertentu bersama Anda. Menyukai olahraga yang sama
atau menikmati siaran TV yang sama.
Dalam surga kelak, seseorang akan mengingat qarin-nya ketika di dunia.
Dalam surga kelak, seseorang akan mengingat qarin-nya ketika di dunia.
قَالَ قَائِلٌ مِّنْهُمْ إِنِّي كَانَ
لِي قَرِينٌ
“…Berkatalah salah seorang di
antara mereka; “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman” (Surah
ash-Shaffat [37]: 51).
Dalam ayat yang lain Allah
berfirman:
هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلَالٍ عَلَى
الْأَرَائِكِ مُتَّكِؤُونَ
لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ
لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ
“…Ia berkata (pula); “Demi Allah,
Sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku, jikalau bukan karena
nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam
neraka). (Surah Yasin [36]: 56-57).
10.
Khalil
Kata “khilal” berarti “menyambung”
atau “terus-menerus”. Berarti khalil adalah seseorang yang terus-menerus
menyokong kawannya. Posisinya sangat dekat dan menjadikan kawannya merasa
bahagia selalu. Tiadanya, menjadikan diri memendam rindu dan selalu memikirkan
tentangnya. Inilah pujian sempurna dari Allah kepada Nabi Ibrahim.
وَمَنْ أَحْسَنُ دِيناً مِّمَّنْ أَسْلَمَ
وَجْهَهُ لله وَهُوَ مُحْسِنٌ واتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَاتَّخَذَ
اللّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً
“…Dan Allah menjadikan Ibrahim
sebagai kekasih-Nya.” (Surah an-Nisa [4]: 125).
Alhasil, dengan adanya
pembagian jenis kawan di atas, sesungguhnya menyisakan pertanyaan selanjutnya.
Seperti apa jenis perkawanan kita selama ini? Adakah diri ini termasuk kawan
yang terpuji atau justru sebaliknya?
Sumber:
https://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2015/11/10/83118/beberapa-jenis-kawan-yang-disebut-al-quran-2.html
Baca juga:
- 6 Hak Sesama Muslim Dan Kewajibannya
- Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui saat Puasa Ramadhan
- Lima Alasan Menggunakan Bloger sebagai Media untuk Nge-blog
- Surat Cinta dari Google Adsense: Cara Ampuh Mendaftar Blog ke Google Adsense
- Statistik Jumlah Pengguna Internet dari berbagai Negara Tahun 2016: Indonesia Urutan ke-12
Comments
Post a Comment