Gajah Mada adalah Gaj Ahmada
Beberapa
hari yang lalu, topik mengenai Mahapatih Amangkubhumi Gajah Mada sempat menjadi
viral dikalangan makhluk yang namanya MANUSIA di Indonesia. Bagaimana tidak,
tokoh sejarah yang sudah kita kenal sejak lama dengan nama Gajah Mada mendadak
mendapatkan isu berubah nama menjadi Gaj Ahmada. Waw… Menarik sekali!
Sumber: http://civilization.wikia.com/wiki/Gajah_Mada_(Civ5) |
Sedikit
mengingat kembali sejarah tokoh Indonesia, salah satu yang terkenal dari Gajah
Mada adalah Sumpah Palapa-nya. Isi sumpah tersebut berbunyi (tercatat dalam
kitab Pararaton dalam
teks Jawa Pertengahan):
“Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa.”
Yang
artinya:
“Ia, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.”
Inti
dari Sumpah Palapa tersebut adalah ia akan menikmati palapa atau
rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil
menaklukkan Nusantara. Waw… Jika diingat-ingat, Gajah Mada adalah orang
yang ambisius. Bagaimana tidak? Cita-citanya hampir setinggi langit, ingin
menguasai sebagian besar Nusantara ini. Benar-benar sumpah yang wonderfull luar
biasa greget. Masih adakah orang-orang seperti beliau ini?
Salah satu ulasan mengenai kasus ini bisa dibaca disini. Setelah
menelaah perihal kasus yang sempat viral ini, alangkah baiknya jika kasus ini
tak perlu di-panjang-kali-lebar-kali-tinggi-kan. Mengapa demikian? berikut
alasannya:
1. Mahapatih
Amangkubhumi Gajah Mada sudah meninggal dunia sejak lama dan ini adalah sejarah
lama.
Kebayang ga kamu, jika orang yang sudah
meninggal kemudian ganti nama? Biasanya orang yang ganti nama itukan harus
potong kambing atau sejenisnya. Lah misalkan Gajah Mada ini ganti nama mau
potong apa? Potong pocong? Biarkanlah dia tenang di dunia sana.
2. Banyak nama
yang akan berubah
Banyak nama tempat, nama jalan, nama instansi
yang menggunakan nama Gajah Mada. Jika memang Gajah Mada berubah nama menjadi
Gaj Ahmada, maka akan banyak yang berubah juga. Merubah nama itu bukan perihal
mudah bro, tak semudah membalikkan telapak tangan. Selain harus merubah logo,
merubah tulisan yang terpampang besar gitu juga butuh biaya. Dan siap-siap juga
UGM (Universitas Gajah Mada) jadi UGA (Universitas Gaj Ahmada).
3. Pengucapan
namanya yang terlalu susah
Cukuplah nama-nama keluarganya yang susah
disebutkan, jangan ditambah-tambah lagi. Mengucapkan kata GAJ agak sedikit
susah kali. Sama halnya dengan nama: Sri Tribhuwanottunggadewi Maharajasa
Jayawisnuwarddhani, cucu-cucu putra dan putri paduka Bhatara Sri Kartanagarajnaneuwarabraja
Namabhiseka. Betapa sulitnya nama orang-orang dulu diucapkan. L
4. Banyak orang
yang akan dikorbankan
wanKawan, sejarah Gajah Mada sudah kita
pelajari sejak dibangku SD; pada pelajaran IPS. Kebayangkan sudah berapa
generasi ilmu ini disebarluaskan. Jika memang jadi Gajah Mada berubah nama,
masa iya harus mengulang lagi pelajaran SD. Yang pastinya latar belakang nama
ini dirubah pun harus juga dipelajari. Lah kasian banget bagi teman-teman yang
lemah pada pelajaran sejarah (terutama aku), sejarah awal Gajah Mada saja belum
tentu ingat apalagi sekarang berubah. Susah untuk dibayangkan.
5. Mengorek luka
lama
Gajah Mada sudah menjadi sejarah bagi para
Manusia Indonesia. Bagi kaum kekinian masa lalu adalah sejarah; dan terkadang
masa lalu adalah luka lama. Kebayang dong jika kita harus mengungkit-ungkit
lagi masa lalunya si GajAhmada; itu sama halnya mengorek luka lama.
Bagaimana
menurutmu?
#NulisRandom
#NulisRandom2017
Baca juga:
Comments
Post a Comment