Lidah Mertua: Kumpulan Puisi yang Sangat Menggugah Hati
Semangat Sore Kawan!
Kapan pun waktunya, harus tetap semangat ya!
Kapan pun waktunya, harus tetap semangat ya!
Sampul depan buku |
Bentuk buku ini sangat handy,
enak jika mau dibawa kemana-mana sambil baca santai. Sampul depan Buku ‘Lidah
Mertua’ ini, bergambarkan seorang wanita tak telalu tua (bisa dikatakan
ibu-ibu) dengan goresan layaknya sebuah lukisan asli berwarna hitam-putih.
Gambar tersebut mengisyaratkan pembaca bahwa lidah mertua di sini adalah dalam
konotasi lidah seorang ibu mertua, tapi setelah membaca puisi yang berjudul ‘Lidah
Mertua’ ternyata lidah mertua sebagai sebuah tumbuhan: menceritakan tumbuhan
lidah mertua. Ada terdapat 41 judul puisi dalam buku ini, dan puisi ‘Lidah
Mertua’ terdapat pada nomor urut kedua.
Puisi-puisi dalam buku ‘Lidah Mertua’ ini akan membuat
pembaca berimajinasi dengan banyak makna karena pemilihan diksi dan
penggunaannya dalam kalimat sungguh beragam. Penggunaan kata-kata semantis dan
banyaknya majas dalam setiap puisi ini, juga sangat memberikan nyawa bagi setiap
bait puisi. Sehingga, saat kita membaca bait-bait dalam puisi ini akan
menimbulkan suatu keindahan dengan imajinasi yang beragam. Berikut dua contoh puisi
yang berada dalam buku tersebut:
“Kami sudah menjadi semangka yang dipetik lalu dihangatkan
di bawah bulan yang tiba-tiba turun lalu disimpan di dalam karung gandum yang
kering…”
“Jelang sore, kubakar matamu yang kerap membuatku merasa
dekat padahal kau tak ada di situ. Maka, maafkan aku bila sebutir rahasia
menetes karena basah oleh air yang menghangatkan kesedihanmu. Sungguh, bukan
maksud mengabaikanmu, tapi memang tebu yang kutanam, sudah lama membuat dadaku
perih…”
Bagaimana imajinasimu terhadap dua contoh puisi tersebut wanKawan?
Menarik bukan! Bagi wanKawan yang suka baca puisi atau menulis puisi, karya
Bang Benny Arnas ini bisa menjadi pilihan tepat, apalagi jika ingin semakin
mempertebal rasa dalam berpuisi.
*Tentang Penulis
Benny Arnas lahir, besar, dan berdikari di Lubuklinggau. Puisi Perempuan yang Dihamili Oleh Angin mengantarnya memperoleh Krakatau Award (2009), sedangkan Kembang Putih di Atas Perahu menjadi Puisi Terbaik Sayembara Puisi se-Sumatera Selatan (2012). Sebagian besar puisi-puisi dalam buku puisi debutnya ini sudah pernah dimuat Koran Tempo, Riau Pos, dan Lampung Pos
Benny Arnas lahir, besar, dan berdikari di Lubuklinggau. Puisi Perempuan yang Dihamili Oleh Angin mengantarnya memperoleh Krakatau Award (2009), sedangkan Kembang Putih di Atas Perahu menjadi Puisi Terbaik Sayembara Puisi se-Sumatera Selatan (2012). Sebagian besar puisi-puisi dalam buku puisi debutnya ini sudah pernah dimuat Koran Tempo, Riau Pos, dan Lampung Pos
Puisi Lidah Mertua |
Comments
Post a Comment