Apalagi Skenario Kasus Pak Ahok Ini? Mari Kita Pelajari untuk Lebih Bijak Lagi!
Ahok saat diwawancarai (BBC News) |
Seorang pemimpin, bukanlah orang
biasa. Apalagi pemimpin bagi banyak orang. Mereka dipilih pun bukan karena hal
yang biasa, pasti ada hal luar biasa dibaliknya. Setelah pemimpin tersebut dipilih,
sikap dan tutur kata haruslah berbeda, karena sekarang sang pemimpin tersebut
adalah seorang public figure. Seorang
pemimpin yang akan menjadi sorotan masyarakat. Sikap dan tutur kata adalah hal
yang penting untuk disaring, salah sedikit bisa menjadi bomerang baginya.
Demo 411 Jakarta (sumber: BBC News) |
Demo Damai Manokwari 1611 (sumber: www.media papua.com) |
Demo Damai Manokwari 1611 (sumber: FB Suara Papua-Saya Indonesia) |
Kali ini saya tidak akan membahas mengenai alur cerita, penyebab ataupun akibat dari kasus Bapak Ahok yang semakin dibesar-besarkan ini-sudah begitu banyak dipelbagai media yang membahas hal tersebut-. Saya hanya ingin beropini mengenai apa yang bisa kita pelajari dari kasus Bapak Ahok ini:
- Menjadi seorang pemimpin bukanlah perihal yang mudah.Saya yakin, tidak ada seorang pun yang setuju mengenai pernyataan ‘menjadi pemimpin itu mudah!’. Apalagi jika daerah yang sedang dipimpin tersebut berada dalam masalah besar, bukan perihal yang mudah untuk mengatasinya! Selain daripada itu, sikap seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat, karena dia adalah imam dari masyarakat yang dia pimpin: harus bertutur kata yang baik (baik opini, pidato atau hanya sebatas ucapan santai), harus berperilaku yang baik dan harus berpikiran yang baik. Seorang pemimpin harus sadar diri bahwa dia bukanlah masyarakat biasa; harus memposisikan diri bahwa dia telah berada pada level yang berbeda dengan masyarakat. Boleh merakyat, tapi harus lebih bijak dari pada rakyat. Oleh karena itu, mungkin melalui kasus ini, para pemimpin di Indonesia telah belajar banyak hal. Ayo bersama-sama bangun Indonesia lebih baik lagi!
- Keberagaman Indonesia, Suku Ras Agama dan Antar Golongan (SARA).Melalui kasus Bapak Ahok yang semakin dalam ini, semakin terlihatlah keberagaman Indonesia dalam membela golongan masing-masing. Seharusnya melalui kasus ini, kita juga belajar untuk semakin saling menghargai di Bumi Pertiwi ini. Kita hidup di tanah yang sama, tanah air Indonesia, mempunyai presiden yang sama: Pak Jokowi. Cobalah saling menghargai, jangan semakin memperkeruh suasana.
- Menggunakan media komunikasi dan sosial media harus lebih berhati-hati lagi; lebih bijak lagi.Kasus Pak Ahok ini mencuat dan semakin melejit karena media sosial. Sungguh hebat pengaruh media sosial pada zaman internet sekarang. Semua informasi bisa menjadi sangat mudah diakses, sekalipun hal yang kecil. Tak peduli dimanapun kamu berada, informasi sangat mudah kamu dapatkan. Sekarang, tinggal bagaimana caranya kamu lebih bijak menggunakan dan memanfaatkannya. Gunakanlah kecanggihan yang kamu dapatkan sekarang ini untuk hal yang positif: untuk kebaikan.
- Tidak mudah percaya dengan media.Permainan politik yang membabi-buta diera sekarang sudah memasuki semua golongan, termasuk media publikasi. Beberapa media publikasi dizaman sekarang sudah dipengaruhi oleh politik: untuk kepentingan suatu golongan (politik). Jadi, terkadang kita tak heran lagi melihat suatu media yang terlalu memihak dengan suatu golongan. Ya, ada permainan politik di dalamnya. Sebaiknya kita sebagai pengonsumsi media tersebut, bisa berpikir lebih bijak, mana yang harus kita percayai.
- Perpolitikan Indonesia yang semakin ganas.Melalui kasus ini kita sebagai masyarakat umum yang menonton perilaku para politikus, bisa semakin sadar dan tahu, ‘oh, seperti inilah kelakuan orang-orang yang haus akan jabatan! Orang-orang yang katanya, ingin membawa perubahan dengan berambisi meduduki kursi kekuasaan, untuk berkuasa dengan niat tertentu (pelaku dan Tuhannyalah yang tahu)’. Dan kita tak tahu, apakah aksi demo terakhir di Papua terdapat campur tangan negara asing? Who knows? Dari sini kita sebagai masyarakat biasa juga harus sadar, tak ada yang patut dipercaya! Semua berargumen (termasuk saya), dan merasa paling benar sendiri. Sepertinya negeri ini juga sedang mengalami krisis kepercayaan.
- Diam adalah emas.Pepatah kuno ini memang bisa dijadikan senjata ampuh. Diam adalah emas. Diam juga merupakan suatu tindakan yang bijak, daripada bersuara dan akan memperkeruh suasana. Saya pikir, sikap Pak Jokowi yang diam sekarang adalah perbuatan emas, bukan berarti dia tak tegas; memang ada saatnya untuk diam (bertindak lebih hati-hati). Mungkin Pak Presiden belajar dari kasus temannya ini, Pak Ahok, jika nanti dia bersuara, berargumen atau mengambil suatu keputusan (disaat kondisi yang semakin panas ini), pastinya akan ada balasan dari suatu golongan yang kontra. Lebih baik diam hingga nanti emosi mereda. Kita juga patut belajar dari kasus ini: lebih baik kita diam daripada semakin memperkeruh suasana, mulutmu harimaumu!
Bagi Kawan
yang sedang mengikuti kasus Bapak Ahok ini, bijaklah dalam membaca, melihat dan
mendengar, tidak semuanya bisa diterima dan ditelan mentah-mentah. Pernyataan saya
di atas pun hanyalah argumen belaka, patut Kawan renungi bersama. Saya bukan
pelaku politik dan juga bukan pengamat politik (maniak). Saya hanyalah
masyarakat biasa, pengonsumsi media yang sangat tergelitik ingin berkicau
perihal kasus ini. Bagi Kawan yang setuju silahkan renungkan dan bagikan (share), bagi yang tidak setuju silahkan
lewat saja. Salam damai!
Comments
Post a Comment