Inilah Rahasia Stephen Hawking Bisa Bertahan Hidup 55 Tahun dengan Penyakit ALS

Inilah Rahasia Mengejutkan Stephen Hawking Bisa Bertahan Hidup Selama 55 Tahun dengan Mengidap Penyakit ALS.

Stephen Hawking meninggal dunia pada 14 Maret 2018. Siapa sih yang tak mengenal Stephen Hawking? Beliau adalah salah satu ilmuwan jenius di dunia. Stephen William Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Oxford, Inggris. Banyak penelitan dan teori yang dia lahirkan. Sekarang sudah berkurang satu seorang jenius dunia. Dunia akan sangat berduka mendengar berita duka ini.
Berdasarkan berita dari CNN Indonesia, Stephen Hawking, ahli fisika dan kosmologi meninggal dunia di usia 76 tahun, di kediamannya Inggris pada Rabu (14/3) dini hari waktu setempat. Kabar meninggalnya Hawking disampaikan anggota keluarganya dalam pernyataan resmi. Lucy, Robert dan Tim, anak Hawking menyampaikan: "Kami berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya ayah kami pada hari ini. Kami akan merindukan selamanya. Dia adalah lilmuwan hebat dan pria luar biasa yang ide dan warisannya akan diteruskan selama bertahun-tahun." 
Meski keluarga tak menyebutkan dengan pasti penyebab meninggal dunianya, seperti dilansir dari The Guardian, Hawking diketahui menderita penyakit Motor Neuron Disease(MND). Ia pertama kali didiagnosis mengidap penyakit itu pada 1963, di usia 21 tahun.  Saat didiagnosis MND, dokter menilai hidupnya tinggal hanya dua tahun lagi. Namun, ia memiliki penyakit yang berkembang lebih lambat dari biasa diderita orang lain. Oleh karenanya, ia bertahan lebih dari 50 tahun menghadapi penyakit yang biasanya mematikan setelah tiga tahun tersebut. 
Stephen Hawking menderita MND jenis ALS. ALS merupakan salah satu jenis dari penyakit MND. Berdasarkan penjelasan dari situs docdoc.com ALS adalah Amyotrophic Lateral Sclerosis, suatu penyakit penurunan fungsi (degeneratif) pada sel saraf motorik yang berkembang dengan cepat dan disebabkan oleh kerusakan sel saraf. Terkadang penyakit ini disebut juga sebagai penyakit Lou Gehrig (Lou adalah seorang pemain basket dari New York yang berhenti dari profesinya setelah dinyatakan menderita penyakit tersebut), penyakit ini belum diketahui penyebab dan pengobatannya.
Di Amerika Serikat, lebih dari 5.000 pria dan wanita terdiagnosa ALS setiap tahunnya. Rata-rata, pasien dapat hidup 2 hingga 3 tahun. Sekitar 20% dapat bertahan hingga 5 tahun, dan hanya sedikit sekali yang dapat bertahan satu hingga dua dekade.
Penyebab
Otak berkomunikasi dengan bagian tubuh lainnya dengan mengirimkan sinyal melalui “serabut tipis” yang disebut dengan serabut saraf. Beberapa bagian bertanggungjawab untuk fungsi penglihatan, perasaan, dan pendengaran, sedangkan yang lainnya berfungsi untuk menbantu gerakan otot yang disadari, misalnya berjalan, berbicara, dan makan. Sel saraf yang berasal dari otak dan menuju ke saraf tulang belakang (medulla spinalis) kemudian ke otot disebut sistem saraf motorik. Karakteristik ALS adalah memburuknya saraf motorik ini. Pada akhirnya saraf motorik akan mati sehingga sinyal dari otak tidak dapat melaluinya. Akibatnya, otak kehilangan kendali pada otot, dan tubuh menjadi mengecil.
Penyebab pasti penurunan fungsi saraf motorik masih merupakan pokok bahasan penelitian yang intensif. Sejauh ini, lebih dari 90% kasus dianggap tidak berhubungan (sporadis). Namun sekitar 10%, merupakan kasus familial ALS atau FALS. Pada FALS, lebih dari satu anggota keluarga, biasanya termasuk orangtua (autosomal dominan), terdiagnosa dengan kondisi ini. Pasien dengan FALS akan mengalami gejala lebih awal jika dibandingkan dengan ALS sporadis. Pasien FALS juga beresiko mengalami demensia frontotemporal (penurunan fungsi otak akibat kerusakan bagian depan otak) karena mutasi gen C9orf72.
Satu dari penelitian awal pada FALS menyatakan bahwa mutasi gen sebagai yang bertanggungjawab terhadap produksi enzim SOD1 sehingga menyebabkan keracunan pada enzim.
Gejala Utama:
1.      Kelemahan Otot
2.      Kram otot
3.      Rasa geli
4.      Kesulitan bernafas dan menelan
5.      Kejang
6.      Kelumpuhan
7.      Kehilangan kendali pada otot
8.      Ketidakmampuan untuk berdiri, berjalan atau mengangkat
9.      Berbicara tidak jelas
10.  Perasaan aneh mengenai kelelahan
11.  Nyeri
12.  Tersedak
13.  Air liur berlebihan dan tidak terkendali
14.  Atrofi (penyusutan) otot
15.  Aliran balik (refluks) asam
16.  Air liur berlebihan
17.  Sembelit
18.  Gangguan penyerapan nutrisi
Karena penyakit tersebut berpengaruh terhadap saraf (neuron) motorik, pasien tidak akan kehilangan fungsi kognitif dan kelainan mental lainnya. Dia juga dapat mempertahankan fungsi tubuh lainnya seperti melihat, mendengar dan merasakan.

Selain karena penyakitnya yang berkembang lebih lambat, salah satu faktor yang membuat Stephen Hawking bisa bertahan hidup lebih lama adalah daya juang hidupnya dan kontrol pikiran yang dia lakukan. Beliau selalu bepikir positif dan tak memikirkan penyakitnya tersebut. Memang benar salah satu obat ampuh di dunia adalah letaknya dalam pikiran kita sendiri. Seperti kata pepatah “Anda adalah apa yang Anda pikirkan”. Berikut beberapa pernyataan Stephen Hawking yang menggambarkan pikiran beliau:
"Saya berusaha hidup senormal mungkin, dan tidak berpikir tentang kondisi saya atau menyesali hal-hal yang mencegah saya berbuat banyak," kata Profesor Hawking, seperi dilansir dari Hawking.org, Selasa (27/4/2010).
"Saya telah hidup dengan prospek kematian dini selama 49 tahun terakhir. Saya tidak takut mati, tapi saya tidak terburu-buru untuk mati. Saya punya banyak hal yang ingin saya lakukan lebih dulu," katanya seperti dikutip dari The Guardian.
"Anda seharusnya menjadi orang yang brilian tanpa usaha, atau menerima keterbatasan Anda," tulisnya dalam otobiografinya pada tahun 2013, 'My Brief History'. 
Berikut beberapa foto dokumentasi Stephen Hawking bersumber dari situs hawking.org.uk:





Comments

Popular

OPPO Service Center Lubuklinggau Siap Melayani Kamu

Potret Wisata Air Terjun Watervang, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, 2017: Terlihat Sangat Alami

Lidah Mertua: Kumpulan Puisi yang Sangat Menggugah Hati

Lima Fakta yang Wajib Kamu ketahui Mengenai Kupu-kupu Gajah (Attacus atlas)

Review Hikayat Putri yang Hilang "Silampari"