Apakah Aksara Kuno Masih Aneh Bagimu? Hal Ini Tidak Berlaku Bagi Peserta Kelas Aksara Ulu
Apa yang ada di benakmu ketika melihat sekumpulan aksara? Bingung? Masa Bodoh? Atau malah semakin penasaran? Itu semua tergantung sudut pandangmu!
Berdasarakan informasi dari website Goodnewsfromindonesia, Indonesia tercatat memiliki 746 bahasa dengan aksara yang sangat beragam. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan penelitian yang terus dilakukan.
Salah satu aksara yang berkembang di wilayah Sumatera Selatan adalah Aksara Ulu (penjelasan sekilas mengenai Aksara Ulu telah diterbitkan pada postingan berjudul: Kelas Aksara Ulu).
Ternyata, pembelajaran tentang baca-tulis Aksara Ulu telah berhasil dilaksanakan oleh bennyinstitute selama tiga kali pertemuan setiap hari Minggu, pada tanggal 16, 23, dan 30 September 2018. Kelas yang berisi 18 orang (17 peserta dan 1 pemateri) ini adalah orang-orang pilihan yang mempunyai semangat tinggi untuk belajar Aksara Ulu.
Setelah tiga pertemuan itu selesai, mereka telah menyepakati untuk terus menggali semua hal tentang Aksara Ulu. Baik itu mengasah kemampuan baca-tulis Aksara Ulu ataupun cara lainnya agar Aksara Ulu ini tetap terlestarikan. Khususnya di daerah Lubuklinggau dan sekitarnya.
Kelas Aksara Ulu ini diadakan di Ruang Multimedia Bennyinstitute mulai dari jam 08.30 hingga 10.00 wib. Walaupun jam belajaranya sudah terjadwal selama 1 jam 30 menit, tak jarang mereka melewati jam tersebut. Sebabnya, jika masih ada hal-hal yang perlu didiskusikan maka mereka pun akan menuntaskan hal tersebut hingga benar-benar terselesaikan. Oleh karena itu, ruang multimedia yang nyaman ini sangat mendukung selama pembelajaran berlangsung.
Suasana kelas tercipta sangat santai dan tidak terlalu formal karena pemateri dan peserta sangat asik, friendly, dan antusias untuk belajar baca-tulis Aksara Ulu. Selain itu, hal yang juga menunjang terciptanya suasana santai di kelas ini adalah adanya snack dan juga mineral selama pembelajaran.
Pembelajaran mengenai Aksara Ulu ini sangatlah penting! Mengapa demikian? Karena ketika kita dapat mengerti aksara tersebut maka kita juga ada kemungkinan dapat mengerti sejarah zaman dulu. Kita dapat mengerti bagaimana peradaban zaman dahulu. Bahkan kita juga dapat mengetahui pesan-pesan yang telah disampaikan oleh orang-orang zaman dahulu. Dapat dikatakan, melalui pembelajaran aksara sejenis ini merupakan pintu gerbang kita menuju harta karun.
Harta karun dalam hal ini tidak semata bernilai materi seperti uang, emas, permata, atau materi lainnya. Namun, kekayaan intelektual-lah yang menjadi harta karun hakiki. Seperti yang dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer: Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Dan para tetua zaman dahulu telah melakukannya melalui aksara kuno salah satunya adalah Aksara Ulu ini. Walaupun dengan keterbatasan media, setidaknya mereka tetap berusaha menulis. Kadang mereka menulisnya di bambu, batu, kulit kayu, dinding gua, dan media lainnya.
Lantas bagaimana kita sebagai manusia modern sekarang menyikapi usaha yang telah dilakukan para tetua itu? Kita harusnya bisa menghargai usaha mereka dengan cara belajar bahasa mereka; mengartikan tulisan-tulisan mereka; memahami makna tulisan mereka; serta ikut mempublikasikan beberapa hal yang sekiranya perlu dipublikasikan; bahkan jika bisa, kita ikut andil dalam melestarikan aksara tersebut agar tidak tergerus oleh zaman.
Nah, mereka yang tergabung dalam kelas Aksara Ulu ini adalah orang-orang terpilih yang telah melakukan hal di atas. Setidaknya mereka telah mempelajari Akasara Ulu tersebut. Perihal ke depannya biarlah nanti waktu dan tindakan mereka yang bicara.
Yusri Abdul Ghani Abdullah dalam bukunya yang berjudul Historiografi Islam: Dari Klasik Hingga Modern, mengatakan: sejarah ingin agar kita tidak mengulangi kesalahan pada masa silam dan mengambil pelajaran guna membangun masa kini. Ia ingin agar kita mengambil segi-segi positif yang dimiliki masa lalu dan berusaha menghindari segi-segi negatifnya demi menggapai masa depan yang lebih baik dan cerah.
Berdasarkan kutipan di atas, harusnya bisa menjadi landasan kita untuk semakin menggiati aksara-aksara kuno tersebut. Teruntuk bagi kamu yang berada di daerah Lubuklinggau dan sekitarnya, Aksara Ulu adalah salah satu sarana orang dulu untuk berkomunikasi dan mengabadikan kekayaan intelektual mereka. Oleh karena itu, kita sebagai pemuda penerus bangsa harusnya dapat melestarikan harta karun tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang sejenis inilah harusnya selalu kita dukung dan ikuti. Jangan sampai kita baru sadar setelah kehilangan kekayaan tersebut. Ingat, penyesalan itu selalu hadir pada akhir episode! Jangan sampai hal ini terjadi padamu apalagi pada bangsa ini!
Comments
Post a Comment