Kamu Adalah Pemenang Jika Berhasil Menghatamkan Sang Pemenang Berdiri Sendiri (Review Novel Karya Paulo Coelho)



Sang Pemenang Berdiri Sendiri (The Winner Stands Alone) adalah novel ketiga yang telah aku hatamkan dari karya Paulo Coelho (baca: review novel Alkemis dan Aleph). Sepertinya aku telah terbius karena pesona sang pengarang. Paulo Coelho. Aku mengagumi cara berpikirnya dalam bercerita. Makna mendalam yang kerap kali ia siratkan dalam setiap tulisannya. Kali ini, aku semakin kagum dengannya karena alur cerita yang ia buat pada novel ini berhasil membuat imajinasiku membuncah. Pikiranku berhasil menyeruput alur cerita yang ia ciptakan. Plot-plot riset yang ia ciptakan berhasil menyentuh hati kecilku. Salah satu karyanya yang luar biasa ini sepatutnya kita apresiasi dengan sangat.


Buku ini dicetak pertama kali di Spanyol pada tahun 2008. Cetakan pertama di Indonesia yang diterbitkan oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pada tahun 2009. Buku yang diterjemahkan oleh Rosemary Kesauly ini memiliki tebal 472 halaman (20 cm). Pada Agustus 2017 telah mencapai cetakan ketujuh.

Sampul depan buku ini bergambar cukup sederhana. Seorang wanita sedang berdiri di puncak tangga. Sendirian. Kanan-kiri tangga tersebut terdapat tembok yang menjulang tinggi. Gambar ini menurutku cukup mewakili isi cerita dan mengandung banyak misteri. Melalui gambar sampul depan, kamu dapat berspekulasi tentang isi novel ini. Namun kamu akan semakin terperangah ketika berhasil menyelami setengah dari novel ini.

Sebenarnya novel ini sangat kejam. Isinya bercerita tentang pembunuhan demi mendapatkan sesuatu yang berharga menurut pemeran utama pada novel Ini, Igor. Paulo berhasil atas riset yang ia lakukan untuk novel ini. Novel ini berisi tentang pembunuhan, kebohongan, dan penghianatan yang dibalut dengan cinta, pengorbanan, dan optimisme.

Jika kamu berhasil menghatamkan Sang Pemenang Berdiri Sendiri maka kamu juga adalah termasuk pemenang. Mengapa demikian? Karena pada awal cerita, sepertinya Paulo sengaja menciptakan cerita yang membosankan. Mungkin, Paulo sengaja berapologi agar cerita di awal dapat mempertegas ataupun menjelas cerita yang ia buat pada pertengahan dan akhir.

Sama halnya yang aku rasakan. Pada bab-bab awal, aku berjuang keras untuk tetap membaca buku ini walaupun membosankan. Aku sempat ragu, apakah aku harus mehatamkan karya ini? Namun, ketika aku melalui ¼ cerita dari novel ini, aku baru menemukan titik seru atau titik terang dari cerita. Sama seperti kalimat yang tersirat dalam novel ini: ... Pengalaman telah mengajariku bahwa orang hanya menghargai sesuatu kalau mereka sempat ragu apakah mereka akan mendapatkannya atau tidak.* Dan akhirnya aku juga termasuk pemenang.  I am a winner!

Buku ini akan membawa imajinasi kita ke Festival Film Cannes. Festival ini merupakan tempat berkumpul para Superclass serta pelaku di dunia fesyen dan film. Pemeran utama novel ini adalah seorang pria Rusia yang berhasil sukses, gagah, kuat, dan sadis. Igor, namanya. Dia merupakan salah satu alumni dari pasukan perang (ketika dia masih muda). Igor mempunyai istri yang bernama Ewa. Kemudian Ewa meninggalkan Igor karena Igor terlalu berambisi meraih kesuksesan.

Ewa kemudian menikah dengan Hamid. Seorang kaisar dunia fesyen dari Timur Tengah. Ketika itu Hamid mempunyai cita-cita untuk merambah ke dunia film untuk membuktikan bahwa dia juga mampu pada bidang lain. Dilain pihak, Hamid juga ingin mengenalkan budaya Timur Tengah melalui debut film yang akan ia buat. Cita-cita Hamid inilah yang mempertemukannya pada Igor secara langsung dan mengantarkan Hamid dan Ewa pada kematian.

Beberapa pemeran lainnya ada Gabriela, seorang aktris Amerika yang sangat ingin mendapatkan peran utama pada film; Savoy, seorang detektif kriminal yang berambisi dapat menguak kasus pembunuhan yang sedang terjadi di Cannes; dan Jasmine seorang model yang hampir meraih sukses.

Kembali pada jalan cerita. Karena Ewa meninggalkan Igor tanpa memberikan Igor kesempatan kedua, maka Igor berambisi merebut kembali cinta Ewa. Igor memilih jalan yang ganas dan tak manusiawi demi mendapatkan cintanya tersebut. Igor membunuh orang untuk menyampaikan misinya pada Ewa. Igor menjadi pembunuh berdarah dingin karena Igor sangat mencintai Ewa.

Cinta itu memang dapat membuat buta. Sejak diciptakan, kita semua memiliki tujuan, yaitu Mencintai. Namun cinta itu tidak boleh terfokus hanya pada satu orang, melainkan harus disebarkan ke seluruh penjuru dunia, menunggu orang lain menemukannya. Sadarilah cinta itu. Apa yang sudah lewat takkan kembali. Kita perlu mengenali apa yang akan datang.* Namun Igor tak mengilhami makna cinta itu. Igor telah diperbudak oleh cinta Ewa.

Korban pertama. Igor berhasil membunuh seorang gadis muda dengan tangan kosong. Gadis inilah yang akan menjadi penyelamatnya demi meluruskan misi yang sebenarnya. Membuka mata Igor mengenai makna sesungguhnya di balik misi mendapatkan kembali cinta Ewa.

Perbuatan Igor benar-benar membabi-buta. Igor membunuh orang tanpa memandang kedudukan dan tanpa merasa bersalah. Setiap kali Igor berhasil membunuh, Igor akan mengirimkan pesan singkat ke ponsel Ewa yang berisi ‘aku sudah menghancurkan satu dunia untukmu’. Igor menjalankan misinya dengan sempurna layaknya cermin memantulkan bayangan dengan sempurna; cermin tidak membuat kesalahan karena cermin tidak berpikir. Berpikir berarti membuat kesalahan.*  Itulah yang Igor lakukan!

Nyatanya, Ewa memang telah menyelingkuhi Igor sebelum mereka berpisah. Ewa selingkuh dengan Hamid. Kemudian menikah. Namun sepertinya Igor juga menyelingkuhi Ewa lewat ambisinya. Siapa yang bisa dengan jujur berkata kita tidak pernah selingkuh satu kali pun seumur hidup, bahkan dalam imajinasi?* Igor dan Ewa adalah makhluk yang sama. Tukang selingkuh.

Di mata Hamid. Ewa adalah sosok wanita yang sempurna. Sama seperti Jasmine yang merupakan seorang model. ...Jasmine memancarkan lebih dari sekedar kecantikan fisik. Bagaimana cara menggambarkannya? Perkawinan antara surga dan neraka? Cinta dan Benci yang bergandengan?* Mungkin karena itulah Hamid yang kaya raya itu juga cinta mati dengan Ewa.

Akhir cerita, Igor, Ewa, dan Hamid duduk di pinggir pantai. Mereka berdebat. Igor mencurahkan semua isi hatinya. Begitu pun dengan Ewa. Ewa juga mengutarakan semua isi hatinya yang dipendam selama ini; ketakutan, amarah, kebencian, dan rasa bersalah melumuri pikiran Ewa saat itu. Sedangkan Hamid berusaha membuktikan cintanya pada Ewa dan juga menunjukkan kejantanannya dengan mencoba melawan Igor. Namun, apa daya, Igor lebih kuat. Igor memegang pistol dan menembak kepala Hamid. Ewa bergidik menyaksikan langsung suaminya dibunuh oleh mantan suaminya. Ewa semakin terdiam ketika Igor menodongkan pistol ke dadanya. Tepat ke arah jantungnya. Ewa juga terbunuh. Hamid dan Ewa meninggal di tempat yang sama.

Lantas Igor? Dia membunuh tanpa rasa bersalah. Mengapa Igor juga membunuh Ewa? Karena Igor berpikir bahwa Ewa tak pantas mendapatkan pengorbanan yang telah Igor lakukan: membunuh banyak orang demi cintanya. Pikiran itu, Igor dapatkan ketika tetiba memikirkan gadis (korban pertama Igor) yang berubah menjadi malaikat beralis gelap.

Igor adalah pemenang. Pria sukses, sadis nan kuat. Martabat seorang pria tidak dinilai berdasarkan berapa orang yang ada di sekelilingnya saat ia berada di puncak kesuksesan, melainkan berdasarkan kemampuannya untuk tidak melupakan orang-orang yang menolongnya saat ia susah. Tidak masalah apakah tangan-tangan penolong berlumur darah atau keringat: kalau kau sedang tergantung di ujung tebing curam, kau tak akan peduli siapa yang menyelamatkanmu.* Igor telah mengalaminya.


Di akhir cerita, Gabriela kembali pada dunia normalnya (gadis biasa); Jasmine menemukan cinta sejatinya (seorang wanita lebih tua) dan menemukan tujuan hidupnya; Savoy tidak berhasil menguak kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Igor.

Namun, ada kalimat yang janggal dari bab terakhir: Ya, ia menang, tapi sang pemenang tidak berdiri sendirian. Mimpi-mimpi buruknya sudah berakhir. Ada malaikat beralis gelap yang menjaganya dan akan menuntunnya pada jalan yang benar mulai sekarang.* Kalimat ini menjadi kontras dengan judul novel. Mungkin maksudnya, Igor menang, dia berdiri sendiri tapi ditemani oleh malaikat beralis gelap (tak ada fisiknya; bisa jadi itu hanyalah imajinasi Igor karena merasa bersalah telah membunuh gadis itu).




Sukses: racun yang manis
Atau
Sukses: racun yang menggoda
Atau
Berapa harga sebuah kesuksesan?

“Penebusan Cinta Melalui Kepasrahan Total”




*Kalimat dengan huruf miring adalah kalimat yang tersirat dalam novel tanpa edit.

Comments

Popular

OPPO Service Center Lubuklinggau Siap Melayani Kamu

Potret Wisata Air Terjun Watervang, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, 2017: Terlihat Sangat Alami

Lima Fakta yang Wajib Kamu ketahui Mengenai Kupu-kupu Gajah (Attacus atlas)

TERUSKAN SAJA SEMAUMU HINGGA USAI

Review Hikayat Putri yang Hilang "Silampari"