APAKAH CARA BERKOMUNIKASIMU SUDAH BAIK? BERIKUT TIPS KOMUNIKASI YANG BAIK (Lingkaran Kopdar #3)
Setelah membaca tulisan
dari Muhammad Yazir, aku langsung teringat dengan film India yang berjudul
‘PK’. Pada film tersebut, di menit ke-35, pemeran utama menumpahkan
kebingungannya mengenai penggunaan kata ‘Accha’
pada bahasa India. Ya, kata ‘Accha’ dalam
bahasa India mengandung banyak makna, tergantung dari konteks, penggunaan, dan
nada bicaranya. Hal tersebut masuk dalam kategori ‘semantik’.
Semantik adalah salah
satu cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu
bahasa, kode, atau jenis representasi lainnya. Semantik pun banyak jenisnya,
salah satu yang baru aku ketahui, seperti bahasa pemrograman (bahasa C, C++,
Java, PHP, BASIC, dsb.) juga termasuk dalam kategori semantik. Waw, jadi selama
bangku perkuliahan pun aku mempelajari salah satu jenis ilmu ini. Mungkin,
bahasa kalbu pun termasuk dalam salah satu jenis semantik #hahaha.
Kembali pada tulisan
yang dibuat oleh Bang Yazir. Tulisan tersebut berjudul ‘MAKIAN (POSITIF) DALAM
BAHASA COEL’ atau dalam versi bahasa Inggrisnya ‘(Positive) Swearing Expression
in Bahasa Coel’. Pada tulisan tersebut,
Bang Yazir lebih mengerucutkan pokok pembahasannya pada bahasa Coel. Bahasa
Coel merupakan bahasa yang digunakan pada beberapa daerah di Sumatera Selatan
dan Bengkulu. Spesifiknya, Bang Yazir mengambil contoh penggunaan bahasa Coel
di Kota Lubuklinggau. Terutama dalam konteks ‘makian (positif)’.
Berikut beberapa contoh
yang dipaparkan oleh penulis pada pembahasan di tulisannya tersebut:
·
Oi Belis, nak kemane? (Hi Iblis, mau kemana?)
Pada
contoh pertama ini kata ‘Iblis’ (dalam artian sebenarnya) bermakna positif
karena digunakan dalam konteks dan keadaan santai. Si penutur pun mengatakannya
dengan nada, intonasi, dan raut muka yang santai serta bersahabat. Contoh
pertama inilah yang menjadi salah satu konteks makian bermakna positif (yang
termaktub dalam tulisan tersebut); dalam artian, kata tersebut dikeluarkan oleh
si penutur agar lebih akrab dengan lawan bicaranya. Penggunaan kata ini pun
tidak serta-merta digunakan secara frontal, penutur harus melihat situasi serta
posisi (usia, jenis kelamin, dsb.) lawan bicaranya.
·
Wai kubu
kak, sepatu barunya ye. (Wai
Kubu ini, punya sepatu baru ya.)
Sama
halnya pada point pertama, si penutur menggunakan kata ‘Kubu’ dalam artian
positif. Namun kata ‘Kubu’ bukanlah pada artian yang sesungguhnya. Kata ‘Kubu’
merupakan kata serapan yang diadopsi sebagai panggilan agar lebih akrab. Kata
tersebut pun sering digunakan pada orang yang seumuran.
·
Belisnya nga kak,
beyo la utang tu, la lamenya hetu ni. (Iblis
kau, bayarlah hutang itu, sudah lama itu.)
Pada
contoh ketiga, kata ‘Iblis’ bukan dalam maksud menyapa atau sejenisnya. Namun, kata
tersebut digunakan sebagai ekspresi kekesalan si penutur karena lawan bicaranya
yang belum membayar hutang. Penggunaan kata yang ketiga ini, menurutku tidak
termasuk dalam unsur makian yang positif, bisa jadi termasuk dalam kategori
makian yang sebenarnya.
Berdasarkan tulisan
yang dibuat oleh Bang Yazir, dapat kita simpulkan bahwa tidak semua makian itu
bermakna negatif, tapi ada juga yang positif. Penggunaan kata tersebut dapat
kita perhatikan berdasarkan ekspresi, nada, dan situasi. Tulisan Muhammad Yazir
ini telah dipaparkan dan didiskusikan pada Minggu, 3 Februari 2019, di Taman
Kurma, Masjid Agung As-Salam Lubuklinggau (Lingkaran Kopdar #3).
Sebenarnya, tidak hanya
dalam bahasa Coel, ragam bahasa yang lain pun sering kita jumpai, salah satunya
contoh yang termaktub dalam paragraf awal. Namun khususnya di Indonesia, yang
pada dasarnya memiliki kekayaan ragam bahasa, pastinya penggunaan kata semantik
pun akan banyak dijumpai. Aku rasa, dalam keseharian pun kita perlu mempelajari
makna dan pengguanaan kata-kata agar kita tidak salah dalam berkomunikasi. Nah,
untuk meminimalisir kesalahan dalam berkomunikasi, berikut beberapa tips cara
berkomunikasi dengan baik (versi pengamatanku):
Sumber: Freepik.com |
1. Perhatikan keadaan sekitar.
Salah
satu aspek terpenting sebelum memulai komunikasi adalah dengan memerhatikan
keadaan sekitar. Jangan sampai malah menjadi boomerang. Salah satu contoh,
ketika keadaan lingkungan lawan bicara sedang tidak kondusif, jangan sesekali
mencoba berkomunikasi dengan candaan, bertele-tele, atau bahkan membuat keadaan
semakin menjadi-jadi.
2. Lihat, bagaimana situasi lawan
bicara?
Hampir
sama pada poin pertama, ketika kamu ingin memulai berkomunikasi, cobalah lihat
dulu bagaimana situasi lawan bicara; apakah ia terlihat letih?; apakah ia
terlihat kebingungan?; apakah ia sedang dalam posisi yang tertekan?; apakah ia
dalam posisi yang sedang marah?. Cobalah perhatikan terlebih dahulu! Kemudian
posisikan dirimu sebijak mungkin dalam berkomunikasi.
3. Posisikan diri dengan wajar.
Maksud
dalam poin ketiga ini adalah posisikan dirimu dengan menggunakan bahasa yang
wajar, pantas, dan mudah dimengerti oleh lawan bicaramu. Salah satu contoh,
ketika kamu berbicara dengan anak SD maka gunakanlah bahasa yang ringan dan
mudah dimengerti oleh mereka, jangan sampai bahasamu terlalu tinggi sehingga
tidak dapat dimengerti oleh mereka. Begitupun ketika kamu berbicara dengan
atasanmu, pastikan bahasamu lebih sopan dibandingkan ketika kamu berbicara
dengan teman-temanmu.
4. Usahakanlah komunikasi dengan dua
arah.
Komunikasi
adalah interaksi dua arah, percakapan antara pembicara dengan lawan bicara, ada
timbal-baliknya ketika sedang berkomunikasi. Beda dengan konteks pidato ataupun
hanya berbicara, hanya menyampaikan, tak ada timbal baliknya. Jadi, ketika kamu
sedang berkomunikasi, maka pastikan lawan berbicaramu dapat mengerti apa yang
sedang kamu sampaikan, atau setidaknya ada interaksi antara kalian.
5. Selalu gunakan bahasa yang santun
dan tepat.
Siapa
sih yang tidak suka ketika berkomunikasi dengan orang yang selalu berbahasa
yang santun dan tepat penggunaannya. Jadi, salah satu tips agar kamu bisa
disenangi oleh banyak orang, maka gunakanlah bahasa yang santun dan tepat
penggunaannya dalam berkomunikasi.
Nah, itu dia lima tips
berkomunikasi versiku. Bisa jadi, ini juga sebagai pengingatku agar selalu bisa
berkomunikasi dengan baik.
Comments
Post a Comment