JANGAN JADI SEPERTI ADAM DAN HAWA YANG TERJERUMUS KARENA HOAKS (Lingkaran Kopdar #5)
Topik
Kopi Darat ke-5 Majelis Lingkaran kali itu sangat enak untuk disantap apalagi
suguhan awal dari tuan rumah yang menyajikan rujak mi untuk kami peserta
diskusi. Ah ... sore itu terasa nikmat, walaupun hujan melanda tapi beberapa
peserta ternyata telah tiba di tempat tepat sebelum hujan turun. Namun, nasib
beruntung itu tak berpihak padaku. Di tengah-tengah perjalananku menuju lokasi,
hujan turun semakin lebat. Karena merasa tanggung sudah berada di tengah
perjalanan, aku pun menepi dan mengenakan jas hujan (maklum, waktu itu
menggunakan motor saat menuju ke lokasi). Rezeki dari Tuhan benar-benar nikmat,
setelah diguyur hujan, sesaat setelah tiba di rumah Mbak Desi dan Bang Ben, aku
langsung dipersilakan menyantap rujak mi yang telah terhidang di meja makan.
Wah, nikmatnya .... Tak lama setelah kami menyantap sajian khusus dari tuan
rumah, diskusi pun dimulai.
Diskusi
kopdar #5 kali itu berjudul: BELAJAR DARI HOAKS. Wah ... topik ini menggugah
sekali. Sewaktu membaca paper yang dibuat oleh Mbak Desi Arisandi, tepatnya
pada paragraf awal setelah abstrak, aku benar-benar tergelitik. Mungkin dapat
juga dikatakan baru menyadari. Hoaks ternyata memang telah ada sejak awal
kehidupan. Dikemukakan pada paper bahwa penyebab turunnya Adam dan Hawa ke bumi
adalah karena hoaks dari iblis. WAW ... pernyataan yang sangat logis. Setelah
dari itu, aku pun mulai berpikir nakal, jadi dapat dikatakan pelaku penyebar
hoaks adalah teman dari iblis atau bisa jadi kaum sejenisnya #hahaha (santai
... ini hanya pikiran nakalku saja man-teman).
Berbicara
tentang hoaks memang seakan tak berkesudahan. Benar saja, semua peserta diskusi
pun sangat terpantik dengan topik ini. Seluruh peserta diskusi mengemukakan
pendapat dan juga melontarkan pertanyaan-perntanyaan kepada pemantik sebagai bahan
diskusi. Bahkan, disela-sela diskusi acap kali kami tertawa lepas karena
membicarakan hoaks konyol yang sempat beredar di masyarakat.

Sebenarnya, hoaks tak
selamanya berdampak negatif. Salah satu contoh adalah ketika seseorang yang
sedang ingin menaikkan popularitas dirinya, menyebarkan hoaks adalah salah satu
cara termudah untuk dilakukan. Ya, jelas saja hal itu berdampak positif pada
yang membuat hoaks, tujuan untuk melejitkan popularitas terpenuhi. Namun, bagaimana
bagi pengonsumsi hoaks? Jelas saja, mereka sudah dibohongi. Aku kira hoaks
tetaplah hal yang tak patut dilakukan dengan alasan apapun.
Di akhir diskusi, aku
sempat terbesit ide bahwa mungkin akan ada teknologi (atau aplikasi) yang dapat
memfilter hoaks. Ya mungkin saja, karena era digital sekarang ini sudah semakin
canggih. Namun, ide itu dapat menjadi resiko besar ketika sang pembuat
teknologi (atau aplikasi) malah dapat menjadi (atau bertindak sebagai) pembuat
hoaks itu sendiri. Mungkin dunia akan semakin kacau karenanya. Mungkin juga
bisa terjadi perang karenanya.

Comments
Post a Comment