HEMAT = MISKIN, BOROS = KAYA (Lingkaran Kopdar #4)
Topik
kopdar ke-empat sebenarnya sangat menarik, tapi kala itu cuaca benar-benar tak
mendukung. Semulanya akan dilaksanakan pada Minggu, 10 Februari 2019, namun
diundur menjadi Selasa, 12 Februari 2019, di tempat yang sama. Awalnya, aku
sangat ingin tahu lebih dalam lagi perihal topik ini, namun apalah daya hari
Selasa itu pun aku tak bisa hadir karena masih dalam waktu kerja kantor. Tak
apalah. Mungkin, belum waktunya. Aku pun mencukupkan diri dengan membaca paper
yang diberikan oleh pemantik: Mbak Martini.
Aku
terhanyut dan nyaris tenggelam ketika membaca paper yang dibuat oleh Mbak
Martini. Paper dengan judul: Eksistensi
Perbankan Syariah di Indonesia, dibuatnya dengan sangat sistematis. Paper
tersebut menyajikan data-data perbankan syariah yang pada mulanya belum aku
ketahui. Ya, aku belum terlalu melek dengan bank syariah di Indonesia. Entahlah
mengapa? Padahal sebenarnya, aku memiliki lebih dari tiga rekening bank
konvensional.
Perihal
eksistensi bank syariah di Indonesia. Aku sangat setuju dengan Mbak Tini, sudah
semakin banyak bank yang berlabelkan syariah dibelakangnya. Sebenarnya aku
sempat memiliki satu rekening bank syariah, namun rekening tersebut sangat
jarang aku gunakan. Di lain sisi, pada masa itu bank syariah belum terlalu
menjamur seperti sekarang, sehingga sewaktu aku pindah domisili, ternyata bank
tersebut belum ada di sana. Ya, mau tak mau, aku telantarkan rekening tersebut
setelah menarik habis uang di dalamnya (tentunya dengan menyisakan beberapa
rupiah sebagai batas minimum persyaratan di bank tersebut). Setelah itu, entah
mengapa, tak lagi aku tertarik membuka rekening bank syariah?! Mungkin bisa
dikatakan karena alasan kebutuhan. Toh, aku sudah mempunyai lebih dari tiga
bank konvensional. Untuk apa aku menambah rekening baru yang pada akhirnya akan
aku telantarkan lagi (mungkin saja).
Ngomong-ngomong
soal tabungan, pasti erat kaitannya dengan menabung. Penting ga sih menabung? Menurutku secara pribadi menabung tetaplah
penting. Pada era sekarang menabung itu banyak jenisnya dan erat kaitannya
dengan investasi. Ya, investasi bisa dikatakan juga tabungan. Ketika kita
investasi emas maka dapat dikatakan juga kita sedang menabung dalam bentuk
emas. Begitu pun dengan jenis investasi yang lainnya. Semua jenis tabungan
tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Lantas apa hubungan dengan
judulku di atas? Judul di atas terinspirasi dari sebuah tulisan. Dan kemudian aku
pun tergelitik setelah membaca tulisan di kaskus tersebut yang berjudul: Hemat Pangkal Miskin, Boros Pangkal
Kaya. Memang
judul ini terlihat sangat bertolak-belakang dengan peribahasa Hemat Pangkal Kaya, Boros Pangkal Miskin.
Namun, ada benarnya juga sih tulisan tersebut. Orang yang hemat biasanya karena
mereka lagi seret finansial (alias kismin),
lantas ketika finansial mereka sedang berlebih maka akan cenderung untuk boros.
Aku kira itu manusiawi dan nyatanya banyak manusia yang demikian. Lantas kamu
gimana?
Comments
Post a Comment