Ternyata Padi Di Indonesia Diradiasi! Bahayakah? Ini Penjelasannya!

Sudah kenalan belum dengan nuklir? Sudah tahukah kamu manfaat yang dapat dihasilkan dari nuklir? Nah, kali ini kita akan sedikit bercerita fakta sejarah mengenai pemanfaat Iptek Nuklir di Indonesia.

Referensi pihak ketiga
Sebenarnya Indonesia telah lama berkecimpung dalam pemanfaatan Iptek Nuklir. Telah banyak hasil penelitian dan karya dari Iptek Nuklir yang berasal dari putra-putri Indonesia. Salah satu pemanfaatan Iptek Nuklir karya anak bangsa adalah pada bidang pertanian. Penelitiaan ini menghasilkan padi bibit unggul daripada padi konvensional.

Referensi pihak ketiga
Pada tanggal 4 Juni 2007, saat melakukan panen raya padi Varietas Mira-1 di desa Rancadaka, Subang, Jawa Barat, Presiden SBY memaparkan enam pilar yang menjamin kemajuan bidang Pertanian. Kebijakan pemerintah yang tepat; Inovasi teknologi; Pembangunan infrastruktur yang mendukung; Budaya petani yang disesuaikan dengan cara yang modern; Pelestrarian lingkungan hidup; Kepemimpinan yaitu para pemimpin yang berpikir maju.
Pernyataan Presiden SBY tersebut merupakan apresiasi sekaligus dorongan kepada BATAN untuk terus mengembangakan bibit padi unggul Varietas Mira-1 setelah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 134/Kpts/SR.120/3/2006 tanggal 6 Maret 2006.

Referensi pihak ketiga
Kelebihan Mira-1 dibanding dengan padi konvensional adalah batangnya lebih kokoh sehingga tidak mudah rebah/rontok ketika terkena angin kencang. Padi temuan Prof. DR. Mugiono dkk ini merupakan aplikasi teknik nuklir di bidang pertanian.
Teknik nuklir yang digunakan dalam pemuliaan padi ini adalah dengan cara meradiasi benih padi yang akan diperbaiki sifatnya dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sinar gamma. Radiasi tersebut mampu menembus biji lapisan kromosom sehingga struktur dan jumlah pasangan kromosom pada biji tanaman dapat dipengaruhi dengan sinar radiasi ini.
Perubahan struktur akibat radiasi dapat berakibat pada perubahan sifat tanaman dan keturunannya. Fenomena ini digunakan untuk memperbaiki sifat tanaman agar diperoleh biji tanaman dengan keunggulan tertentu misalnya tahan hama, dan penyakit, tahan kering dan cepat panen. Padi yang diradiasi bersifat aman sepenuhnya, tak ada unsur radioaktif yang tertinggal.
Berdasarkan hasil uji daya multilokasi di 28 tempat, uji ketahanan hama wereng coklat dan penyakit bakteri hawar daun, serta analisis mutu dan kualitas beras, varietas Mira-1 mempunyai keunggulan:
1. Rata-rata produksi 6,29 ton /ha GKG dengan potensi produksi mencapai 9,2 ton/ha GKP.
2. Umur 115-120 hari.
3. Berat 1000 butir 26-27 gram.
4. Tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3.
5. Tahan terhadap penyakit bakteri hawar daun strain III dan agak tahan strain IV.
6. Kadar amilosa rendah yaitu 9,02%.
7. Mutu dan kualitas beras bagus, berasnya panjang dan Kristal tanpa butir pengapur, dengan tekstur nasi pulen.
8. Randemen giling tinggi yaitu 73,755, sedangkan varietas IR- 64 hanya 72,89% dan Cisantana 65,19%.
9. Prosentase beras kepala tinggi yaitu 87,67%, sedangkan IR-64 80,84% dan Cisantana 77,97%.

Referensi pihak ketiga
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa pemanfaatan Iptek Nuklir di Indonesia telah lama berlangsung dan sudah lumayan berkembang, dengan dibuktikannya pemanfaatan padi unggul di atas. Setelah mengetahui penjelasan di atas, masihkah kamu menganggap nuklir sebagai momok? Atau masih memandang pemanfaatan nuklir dengan sebelah mata? Pemanfaatan ini merupakan salah satu contoh saja, masih ada manfaat lainnya yang sudah ada di masyarakat luas. Hanya saja, mungkin kamu belum mengetahuinya.

Referensi dari Buku Nuklir untuk Kesejahteraan dan Perdamaian, Markus Wauran.
Sumber foto dari Batan.go.id

Comments

Popular

Potret Wisata Air Terjun Watervang, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, 2017: Terlihat Sangat Alami

Puisi Resah Sang Pencari Kerja

Asiknya Mandi di Air Terjun Sando, Lubuklinggau, Sumatera Selatan

Lima Fakta yang Wajib Kamu ketahui Mengenai Kupu-kupu Gajah (Attacus atlas)

Pic of Film: Now You See Me 2, 2016