Kebisingan Senja
Sepinya malam,
meluluhlantakan kebisingan siang.
Dinginnya malam,
menepis panasnya siang.
meluluhlantakan kebisingan siang.
Dinginnya malam,
menepis panasnya siang.
Di antara selipan ilmu sains,
rumah-rumah sederhana,
sawah yang ketika itu padi menguning,
setelah itu di antara gedung-gedung kecil,
di sela-sela rumah mewah,
kota kecil,
suatu ketika, di tengah-tengah rentetan gedung raksasa,
kebisingan kendaraan,
keramaian tiada henti,
dan ketika ini, yang seakan ingin disebut kota,
gedung kecil, rumah kecil, rumah sederhana dan rumah besar,
semua ada, tapi tempat yang kecil,
semua terjadi,
dia seakan tetap terlihat di sudut bawah oleh mereka-mereka.
rumah-rumah sederhana,
sawah yang ketika itu padi menguning,
setelah itu di antara gedung-gedung kecil,
di sela-sela rumah mewah,
kota kecil,
suatu ketika, di tengah-tengah rentetan gedung raksasa,
kebisingan kendaraan,
keramaian tiada henti,
dan ketika ini, yang seakan ingin disebut kota,
gedung kecil, rumah kecil, rumah sederhana dan rumah besar,
semua ada, tapi tempat yang kecil,
semua terjadi,
dia seakan tetap terlihat di sudut bawah oleh mereka-mereka.
Mereka seakan penulis skenario,
mereka yang memakai topeng,
meraka yang menilai padi kuning seakan hijau,
mereka yang seakan mau membangunkan singa yang sedang bermimpi,
mereka yang seakan tahu semuanya.
mereka yang memakai topeng,
meraka yang menilai padi kuning seakan hijau,
mereka yang seakan mau membangunkan singa yang sedang bermimpi,
mereka yang seakan tahu semuanya.
Dia hanya menyamakan keadaan,
dia sengaja tak bertaring,
dia takut akan ketinggian, dia tak mau tinggi di awal, dia hanya ingin semua sama,
dia sepertinya tak ingin menilai lebih dalam sekelumit suara tak berarti,
dia ingin sama-sama belajar, sama-sama berjuang, dia lelaki biasa yang sedang berjuang.
dia sengaja tak bertaring,
dia takut akan ketinggian, dia tak mau tinggi di awal, dia hanya ingin semua sama,
dia sepertinya tak ingin menilai lebih dalam sekelumit suara tak berarti,
dia ingin sama-sama belajar, sama-sama berjuang, dia lelaki biasa yang sedang berjuang.
Ketika suatu saat nanti mereka dan dia terlihat di
satu frame yang sama, di satu arena,
di satu permainan, di satu perjalanan, mungkin mereka kelak akan tahu, tahu siapa dia,
tahu jika bukan nyanyian kebisingan,
bukan juga padi hijau yang seolah menguning,
bukan juga lukisan yang penuh coretan, dan bukan sehelai kertas putih polos.
di satu permainan, di satu perjalanan, mungkin mereka kelak akan tahu, tahu siapa dia,
tahu jika bukan nyanyian kebisingan,
bukan juga padi hijau yang seolah menguning,
bukan juga lukisan yang penuh coretan, dan bukan sehelai kertas putih polos.
Ini hanya sekelumit rentetan hidup kawan, mereka dan
dia, kita tak tahu nasibya,
mereka berteriak, dia tersungging sambil melaju ke depan,
mereka berkelakar, dia melaju lebih cepat,
mereka berbisik, dia mempercepat laju,
ketika mereka diam, dia tetap masih berjalan jauh di depan.
mereka berteriak, dia tersungging sambil melaju ke depan,
mereka berkelakar, dia melaju lebih cepat,
mereka berbisik, dia mempercepat laju,
ketika mereka diam, dia tetap masih berjalan jauh di depan.
Mereka dan dia adalah segelintir kisah lukisan bumi,
penuh drama dengan skenario yang apik,
mereka dan dia hanya mengulang kisah para tetua,
mereka dan dia hanyalah cerita di balik layar, bukan peran utama,
penuh drama dengan skenario yang apik,
mereka dan dia hanya mengulang kisah para tetua,
mereka dan dia hanyalah cerita di balik layar, bukan peran utama,
Mereka dan Dia.
Comments
Post a Comment