Indonesia Adalah Salah Satu Pionir Iptek Nuklir Di Asia Loh! Percaya?
Ketika kamu mendengar soal teknologi nuklir, apakah pendapatmu tentang peranan Indonesia terhadap teknologi tersebut? Apakah kamu masih memandang sebelah mata bahwa Indonesia belum menguasai teknologi nuklir?
Dari kedua pertanyaan di atas, hanya ada dua faktor yang mempengaruhi. Pertama, apakah memang kamu kurang membaca mengenai kiprah Indonesia pada bidang teknologi nuklir? Kedua, mungkin informasi dan publikasi mengenai hal tersebut memang belum tersebar secara merata.
Baiklah, kali ini kamu akan tahu bahwa Indonesia sebenarnya telah lama berperan dalam teknologi nuklir. Bahkan bisa dikatakan Indonesia merupakan salah satu pionir pembangun reaktor nuklir di Asia, setelah Jepang. Selain itu, Indonesia juga diperhitungkan karena sejak awal telah memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai Iptek Nuklir termaju dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, Indonesia membangun Reaktor Nuklir pertama yang diresmikannya tahun 1965 di Bandung. Reaktor ini bernama Triga Mark II. Triga adalah singkatan dari Training, Research, dan Isotope sebagai fungsi dari reaktor tersebut. GA adalah singkatan dari General Atomic perusahaan AS sebagai desainer dan produsen reaktor tersebut.
Reaktor Triga Mark II memiliki daya 250 kW pada tahun 1965, ditingkatkan menjadi 1.000 kW pada tahun 1971, dan terakhir menjadi 2.000 kW pada tahun 2000.
Reaktor tersebut merupakan salah satu fasilitas dari kawasan nuklir Bandung yang menempati lahan sekitar 3 hektar. Di kawasan ini terdapat Pusat Teknologi Bahan dan Radiometri. Kegiatan di sana meliputi pendayagunaan reaktor untuk penelitian dan pembinaan keahlian, litbang bahan dasar, radioisotop dan senyawa bertanda, instrumentasi dan teknik analisis radiometri, pengawasan keselamatan kerja terhadap radiasi dan lingkungan, serta pelayanan kedokteran nuklir.
Fasilitas lain yang terdapat di kawasan itu adalah laboratorium fisika, kimia, dan biologi, produksi isotop dan senyawa bertanda, dan klinik kedokteran nuklir pertama di Indonesia sebagai embrio berdirinya Unit Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
Dilain sisi, para operator reaktor nuklir juga telah menunjukkan prestasi gemilang dalam mengoperasikan reaktor nuklir karena sejak reaktor nuklir pertama, Triga Mark II, disusul Reaktor Kartini, dan Reaktor Siwabessy tidak pernah terjadi kejadian (incident) atau kecelakaan (accident) sesuai standar INES (International Nuclear Event Scale) yang mengancam keselamatan manusia dan lingkungan.
Selain itu, manajemen reaktor nuklir juga patut kita acungkan jempol karena mulai dari pengoperasian, pengawasan, sampai pemeliharaan telah membuktikan diri sebagai orang-orang yang ahli, andal, berpengalaman, berdedikasi total, dan berprestasi. Buktinya, Reaktor pertama Triga Mark II yang telah berumur 43 tahun masih beroperasi dengan baik.
Setelah mendengar fakta sejarah Iptek Nuklir di Indonesia ini, apakah masih kamu memandang Indonesia sebagai negara yang belum menguasai hal tersebut? Harusnya tidak demikian! Bahkan, sebenarnya masih banyak prestasi Indonesia yang diakui dunia pada bidang Iptek Nuklir.
Referensi dari Buku Nuklir untuk Kesejahteraan dan Perdamaian, Markus Wauran.
Sumber foto dari Batan.go.id
Comments
Post a Comment