Mimpi lama yang seakan mulai terlihat tunasnya, baru hanya sebatas tunas, tunas kecil.

85. dan ini hanyalah menyangkut mimpi. Seberapa kuat apa kamu, hingga kamu mampu meraih mimpi itu. Perlu tekad yang besar. Bulatkan semua tindakan. Focus.

Petang dingin ini seakan membuat otakku beku,
air hujan telah menari bahagia membasahi Bumi Sebiduk Semare lebih dari 4 jam.
Memang hujan ini datang rutin sesusai jadwal bulan yang telah ditentukan.
September ini sama seperti September sebelumnya, Sepetember dingin.

Petang dingin ini seakan mengisaratkan aku: kau sombong nak!
Aku kehabisan ide untuk merangkai kata, kata sederhana pun.
Aku mencoba membaca tapi semua seakan terlempar keluar dari otak ini,
tak dapat dicerna, semua pintu cerna mungkin sedang tertutup.

Aku hanya ingin membahas sebuah makna dari mimpi,
tapi ketika itu juga batinku tak bisa memaknai arti mimpi tersebut,
sepertinya aku butuh istirahat atau mungkin keluar dari sangkarku.
Benar, mungkin aku sedang sombong, tidak peka dengan sekitar, terlalu acuh, sibuk dengan duniaku.

Walaupun mungkin aku tahu jikalau aku harus kuat,
kuat untuk meraih mimpi itu,
kuat dengan tekad yang besar,
harus bersabar.

Kali ini, bait-demi-bait telah aku susun dengan tidak beraturan.
Aku benar-benar butuh asupan gizi.
Asupan kata-kata dan ilmu baru.
Aku terlampau percaya diri dan sombong, aku perlu bahan itu, malam ini aku harus bertempur.


Terima kasih Tuhan untuk secercah gagasan yang baru saja kau berikan, tadi.

Comments

Popular

Asiknya Mandi di Air Terjun Sando, Lubuklinggau, Sumatera Selatan

Lidah Mertua: Kumpulan Puisi yang Sangat Menggugah Hati

TERUSKAN SAJA SEMAUMU HINGGA USAI

OPPO Service Center Lubuklinggau Siap Melayani Kamu

Puisi Resah Sang Pencari Kerja