Sembah sujud pintaku

82. Sesunggahnya, seperti apa cinta dan keadilan itu dimaknai. Apakah karma juga termasuk dalam hukum keadilan?

Pagi sendu ini, begitu dingin, berawan, tak berembun,
belum lepas dari ingatanku sinar rembulan yang bersinar tegas tak melamun,
purnama telah datang sedari malam tadi.
Malam itu aku bersungut khawatir, pedih dan malu dengan diri,
ketika itu rembulan telah pada puncak tertingginya,
pukul 00.00, kemarin telah aku lalui dengan kecamuk hati,
dan hari ini aku sambut dengan kegundahan jiwa.
Aku takut akan mengawali hari ini dengan tubuh berlumur dosa,
aku takut, karena aku sedang ingin bermetamorfosa,
berubah, berlari meninggalkan dosa besar, yang lambat laun aku tinggalkan, jauh ke sana.

Perihal cinta, aku yakin dengan dia seutuhnya,
aku yakin dengan semua kesetiaannya,
aku yakin dengan ketabahannya,
tapi aku tak yakin apakah dia 'kan bahagia tinggal bersamaku untuk selamanya.

Satu hal yang wajib dijunjung tinggi seorang pria,
ucap janji, sekali terucap, wajib hukumnya menepati,
kali itu, di bawah langit Batam,
aku telah mencoba menitipkan setengah isi qalbu ini kepada wanita pilihan takdirku.

Aku harap, ini bukan lagi pertarungan tentang siapa yang memilih,
antara qalbu dan logika jiwa yang terlanjur tercebur ke dalam lumpur dosa,
aku hanya mecoba membuat nyata perihal teori yang telah Tuhan sampaikan,
hidup ini bukan untuk dinikmati sendiri.

Kini, aku hanya takut, karena karma, masa depanku menjadi sangat berwarna,
berwarna kelam,
aku hanya menggigil pada sepertiga akhir malam itu,
apakah karma adalah salah satu bentuk keadilan?
apakah cinta karena-Nya, yang mulai aku titipkan ini akan menjadi perkara,
atau hanya menjadi alasan, agar aku tidak terlihat hina,
sebenarnya aku tak takut dengan karma,
karena, sedikit pun aku tak mengenalnya, pun aku tak pernah melihatnya.
yang aku takut kini hanyalah Allah,
aku takut dengan hukuman yang diberikan-Nya padaku kelak,
hukuman setimpal atas dosa besar yang pernah aku lakoni.
Tapi, ah sudahlah, aku harusnya berpikir positif kepada yang kuasa,
Dia maha pengasih dan penyayang,
perihal cinta, semoga itu benar dimakanai dengan seutuhnya,
sabarlah sayang, rezeki dan jodoh tak 'kan ke mana.


Terima kasih Tuhan untuk petunjuk-Mu kemarin,
secercah harapan untuk hari ini,
dan sebongkah masa depan baru yang aku harap bahagia,
melalui doa pada malam kemarin,
ketika mata ini mulai tertutup,
tapi hati tetap kalut, bergelut sengit meminta perlindungan-Mu,
aku berdoa sembah sujud, lagi dan lagi meminta perlindungan-Mu,
dan benar, malam itu, Kau menunjukkan kekuatan-Mu,
aku percaya itu semua atas kuasa-Mu,
terima kasih Tuhan, terima kasih malam, terima kasih kawan,
aku harap hati ini semakin teguh dan berani,
berani kepada dunia untuk menjadi lebih tangguh lagi.

Comments

Popular

Asiknya Mandi di Air Terjun Sando, Lubuklinggau, Sumatera Selatan

Lidah Mertua: Kumpulan Puisi yang Sangat Menggugah Hati

TERUSKAN SAJA SEMAUMU HINGGA USAI

OPPO Service Center Lubuklinggau Siap Melayani Kamu

Puisi Resah Sang Pencari Kerja