Ophet Bujang Cengeng

86. Akankah semua yang kau mau akan dtng tiba2? Tidak! Semua perlu usaha dan tekad yang besar.

Dingin pagi ini menggelitik nian,
tak mampu membangunkan tubuh yang terlanjur litak,
menggeliat pun seakan hanyalah mimpi,
letih ini sudah terlanjur menceburkan diri sedari malam tadi.

Ophet bujang desa; berbadan kepalang tanggung-gempal.

Malam-malam itu dia bercerita,
bercerita hari, bak susah bukan kepalang,
bujang yang terlanjur hampir berkepala tiga ini sedikit tak tahu malu,
dia terbaring di pangkuan emaknya, manja!

Mulutnya merepet tak henti,
seakan bersenandung cerita Raja Singasari,
cerita mengenai Anusapati,
semangat membunuh ayah tiri.

Lambat laun cerita itu berganti,
cerita pilu kekalahan Anusapati; Tohjaya mengganti, dendam tak tersudahi.
Terlihat hati gundah tak tersembunyi,
suara nada mengecil, serak, dengan nada yang tertahan, cengeng sekali!

Ophet bujang cengeng! Hatinya buncah!

“Menang itu perlu usaha dan tekad yang besar! Bukan hanya warisan! Sebaiknya kau berkaca!” terlihat emaknya bosan mendengar keluh yang tiada akhir disetiap penghujung malam. Bujang tua cengeng itu merobohkan diri ke lantai, seakan tanpa dosa.

Dia tiada mendengkur pun tidur, di teras rumah.
Dia hanya membatu tanpa ditemani secangkir kopi,
hingga malam meninggal dan pagi pun lahir menjamah,
Ophet sudah siap dengan setelan cangkulnya, rapi.

Seperti biasa, pagi penuh semangat, malam penuh kesah!



Sumber: http://asmarainjogja.id/negara_cangkul_berita643.html

Comments

Popular

Menikmati Alaminya Wisata Danau dan DAM Gegas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan

OPPO Service Center Lubuklinggau Siap Melayani Kamu

5 Tips Liburan Ala Film Brave (Walt Disney)

Puisi Resah Sang Pencari Kerja

Gajah Mada adalah Gaj Ahmada