Lalaiku, rasaku, dan ibuku.
Hinanya aku, semua seakan tiada arti,
Aku terlantarkan kau sesaat aku lalai,
Lalai, karena letihku, karena maluku,
Ampunikan aku, ya Allah.
Betapa
rendahnya aku saat itu,
Betapa
durhakanya aku karena rasaku,
Rasa,
karena letihku, karena maluku,
Maafkan
aku ibu.
Hingga malam itu,
Pada sebidang ruang tiga kali tiga meter,
Aku tidak membelikannya nasi putih,
Hiingga pagi menerkam, sengat mentari menusuk,
dan senja datang, tak kunjung aku gerakkan langkah
kakiku.
Ibu, berjuta maafku padamu.
Sekarang
terkenangku rasa laparmu,
Semua
jerihmu, Keringatmu, hangatmu,
Dan
aku sadar sekarang, meratap ditengah malam,
Sebagai
pengantar tidurku, maafkan anakmu ini bu.
Belalak mataku saat ini,
Berjanji demi semua hal yang aku miliki,
Takkan aku ulangi semua lalai dan rasaku,
Hanya do`a dan semua apresiasi prestasiku yang bisa aku
persembahkan,
Walau aku tau semua kasih sucimu takkan sanggup aku
balas,
Ibu, maafkan aku ibu,
Ibu, terima kasih bu.
Comments
Post a Comment