Al Furqaan
BY : Juli
Yandika
Sesaat matahari tertidur sejenak
dari salah satu belahan bumi.
Sesaat kumandang ayat, toreh
senyum, teriak gembira,
membalut di setiap detik silaturahmi.
membalut di setiap detik silaturahmi.
Sesaat sunyi sahut menyahut, sesaat
aku menyambut fajar tanpa bunyi.
Terlintas di otakku
kisah besar yang berlangsung beberapa jam.
Seakan semua
impuls mengarahkan neuron di otakku hanya pada kisah itu.
Entah ini adalah
sebuah accelerator atau decelarator.
Sesaat fajar mulai mencekam,
sesaat itu pasukan Rasul
mengepakkan sayapnya,
berjuang, bertaruh nyawa, sahid tujuanya.
Tak kepalang tanggung Sang Jibril
ikut mengepakkan sayapnya.
“Ya
manshur, amit!!”seru pasukan muslim
Akhir yang hebat, jumlah pasukan
1 berbanding 3.
Dan yang menang adalah 1.
Sesaat itu 17 Ramadhan,
sesaat itu adalah hari Al
Furqaan.
Sekarang aku?
Tak perlu lagi
mengeraskan otot, membuang tenaga dan melihat cipratan darah.
Sekarang,
seharusnya aku bisa menunaikan ibadah dengan khusuk.
Di setiap malam dengan bintang
gemintang.
Di setiap fajar dengan embun pada
udara lepas.
Di setiap siang dengan terik
menghangatkan jiwa.
Aku berdoa, bertekad, Ramadhanku
kali ini insayaallah akan sempurna.
Comments
Post a Comment