BERTENGKAR DENGAN PIKIRAN
Aku mencoba memfokuskan pikiran dengan cara membaca buku. Aku mencoba mengalihkan pikiran dengan cara membaca buku. Namun buku yang aku baca tak dapat membuatku fokus dan mengalihkan pikiran. Argh ....
Pikiran ini tak dapat berpaling. Tak dapat dibohongi. Seribu-satu cara dilakukan, namun itu sia-sia. Pikirku tetap berkutat pada itu-itu saja.
Sepertinya aku harus berdamai dengan pikiranku. Akan aku biarkan dia menguasaiku, hingga ia jemu, dan tak lagi beradu-padu.
Atau akan aku biarkan dia menyerang untuk sementara. Membiarkan dia terus merona. Walau aku tahu itu fana. Tapi setidaknya, aku tak lagi menjelma menjadi siapa-siapa. Bersahabat dengannya hingga ia luluh dan tak meronta. Walau itu hanya di pikiran saja. Biarkan ... biarkan itu terus begitu menjadi apa adanya.
Pada akhirnya aku tetap membersamainya menyosong masa hingga akhir waktu. Oh, harusnya memang begitu. Pikiran dan tubuh harus bersatu.
Walau ada teori yang berkata bahwa kita dapat mengendalikan pikiran dan jiwa. Namun, jika mereka sulit dikendalikan karena satu dan lain halnya. Apa boleh dikata. Kita harus berdamai dengannya. Pikiran terkadang tak mau kalah karena dia mempunyai logika. Namun, hati juga sama, ia tak mau dibohongi karena dia mempunyai cinta.
Ah, pertempuran diri dalam jiwa pun tak 'kan sirna. Terus menjadi remah-remah yang tak biasa dan selalu ada. Hingga akhir dunia.
Comments
Post a Comment