SI PENGEJAR RUPIAH
Salah satu hal yang masih aku ingat dengan pernyataannya ketika itu. Hari hujan, tak lebat, juga tak gerimis, namun cukup rapat. Hujan itu tak menyurutkannya untuk terus berjalan.
Aku panggil dia dengan melambaikan tangan, dia telah mengerti kode ini. Ia pun berhenti.
Ia tahu porsi yang biasa aku pesan. Selesai membungkus siomay pesananku, ia berjalan ke depan kantor dengan mengenakan jas hujan. Alangkah semangatnya mamang ini. Sambil memberikan siomay pesananku, ia berkata, "mengejar rupiah mas!" Ia melempar senyuman dan berlalu pergi mendorong grobaknya lagi.
Setiap pagi, mamang penjual siomay langgananku ini selalu menghadirkan cerita-cerita yang kadang-kadang tak terduga. Kadang membuatku terhenyak, geli, bahkan tersenyum tipis dan dalam. Selalu saja ada cerita dan curhat yang keluar dari mulutnya. Mulai dari cerita keluh kesah dia, keluarganya, orang sekitar, bahkan tentang politik. Mamang ini adalah inspirasi pagi bagiku.
Setiap jam delapan pagi, ia keluar rumah dan mulai mendorong gerobaknya. Ia menamai gerobak siomay kelilingnya ini dengan nama 'HOKY'. Aku akui siomay buatannya memang nikmat. Wajar saja, aku pun tak bosan memakan siomay buatannya.
Hari ini, cerita yang ia utarakan pun membuatku tersenyum bercampur-campur. Selesai mengambil siomay yang aku pesan. Dan bercakap santai, aku pun berbalik menuju kantorku. Tiba-tiba saja ia menepuk pundakku. Aku kira pembicaraan tadi sudah cukup tapi ternyata masih berlanjut. Ia kembali memulai lagi percakapan dengan pertanyaan yang lagi hits, "Mas, kemaren nyoblos siapa?" Ah ... padahal sudah beberapa hari yang lalu pencoblosan ini berlangsung namun ia baru menanyakan hal ini. Hadeh.
"Wah ... mamang mah, kan sudah pernah kita bahas soal ini. Masa ditanya lagi, hehehe. Yang jelas, aku ga berubah pikiran kok mang ..." jawabku sambil tersenyum.
"Bukan gitu mas. Mamang teh mikir, kalau misalkan bapak itu ga jadi presiden, bakalan banyak yang ngambek loh!"
"Kok gitu mang?"
"Iya ... mamang lihat video di youtube gitu, mas. Menurut mamang juga gitu. Lihat aja nanti. Ada kemungkinan ga sih perhitungan suara bakal gimana gitu ...."
"Ya, kemungkinan mah pasti ada mang. KPU juga manusia kok." Aku tersenyum dan ia tekekeh. Entahlah apa yang kami ketawakan. Hahahaha.
Comments
Post a Comment