SUATU KISAH MASA LAMPAU
Pertama, izinkan aku mengadu sedikit kesah dari tadi siang. Lengan, kaki, dan mukaku terasa teramat panas di dalam, kepala pusing karena panas yang terlanjur menyengat.
Izinkan aku sedikit merangkai kata sebagian isi hati, selagi kau menunggu jemputanku malam ini. Suara hati ini tak dapat kupendam lama lagi, sudah membuncah beberapa hari ini; takut terlupa bahkan hilang kata disampaikan. Maafkan aku ....
Kembali, izinkan aku mengadu, beberapa bulir rahasia hidup bak bau mengkudu. Aku lelaki sebenarnya tak tahu malu, mencoba tegar diperaduanmu. Bukan kau tak spesial di hati, tapi kau sudah kutambatkan di hati. Satu ruang yang sudah aku sisihkan. Bukan aku aku tak dapat merangkai kata untukmu, tapi aku terlanjur malu dengan Tuhanku.
Aku seorang lelaki hina yang mencoba benar. Dan kau kupilih karena-Nya. Aku tetap menjaga perilaku karena aku memang terlanjur merasa hina.
Ingin rasanya menceritakan rahasia hati, tapi aku hanya takut kau tersakiti, masih ada cerita gores hati yang belum ingin aku sampaikan. Aku takut kau malah semakin sakit mendengar cerita yang memalukan ini.
Tapi sabarlah, aku mulai dalam proses memperbaiki diri. Semoga pilihanku untuk memilihmu menjadi pilihan terbaik untuk kita bersama di dunia dan di surga nanti. Lagi, aku mencoba mencintaimu karena Allah agar kekal abadi. Semoga ini bukan hanya ucap yang bisa basi. Realita hidup yang mengiringku selama ini. Entah itu salah atau benar, tapi harusnya aku yang menciptakan mereka: realita hidup.
Ini akan aku teruskan nanti. Maaf telah lama membuatmu menunggu. Izinkan aku istirahat sejenak. Aku mohon izinkan saja.
Suatu tempat, suatu waktu, suatu kisah, suatu rasa, suatu masa.
Comments
Post a Comment