KALAU RINDU, YA KATAKAN RINDU!


"Hahahaha ... siapa kamu?" suara itu menggelegar di gendang telingaku. Tak habis pikir, hanya perkara sepeleh, semua menjadi besar.

SIAPA KAMU?

Wah, kata ini terlanjur menusuk jantungku teramat dalam. Tak cukupkah, hanya keadaan malam yang gelap. Jangan buat suasana malam ini juga menjadi gelap nan pekat. Aku hanya rindu. Ingin bertemu. Apakah salah mengucapkan kata "rindu"? Apakah rindu itu sudah ada larangan?

Alangkah naifnya hati ini. Perkara rindu pun aku harus berdusta pada diri. Bukankah rindu boleh dirasakan semua orang?! Rindu juga masih boleh diutarakan kepada setiap orang, kan?! Atau sekarang, merindu adalah perbuatan dosa?

Aku hanya rindu. Seperti malam merindukan pagi. Seperti api merindukan asap. Seperti garam merindukan asin. Seperti pantai merindukan ombak. Bukankah semuanya itu bisa dikatakan suatu yang alami. Begitupun dengan rindu. Rindu itu alami. Manusiawi.

Lantas, mengapa kalimat itu semena-menanya terlontar tanpa ada beban. Ringan sekali mengucapkan kalimat itu.

Apakah menurutnya aku tak punya hati? Apakah menurutnya aku ... ah sudahlah.

Sepertinya akan aku biarkan kalimat itu menggema di gendang telingaku. Memantul. Menelusup. Kemudian keluar. Terbang. Dan memuai. Hingga menjadi hiasan malam.

Ah ... masa bodoh dengan kalimatnya itu. Toh, aku sudah jujur. Aku bukanlah pecundang yang pandai menyimpan rasa. Aku juga bukan pembohong yang sanggup menyiksa diri, hanya perkara 'rindu' yang tak tersampaikan. Aku juga bukan pujangga yang pandai bersandiwara.

Kalau rindu, ya katakan rindu!

Sepertinya malam ini aku berhasil membuat rindu memuai. Mengudara. Membawa rasa pusing kepala hingga ke angkasa. Dan perlu diingat, aku bukanlah engkau yang penuh ke-NAIF-an!

Comments

Popular

Menikmati Alaminya Wisata Danau dan DAM Gegas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan

OPPO Service Center Lubuklinggau Siap Melayani Kamu

5 Tips Liburan Ala Film Brave (Walt Disney)

Puisi Resah Sang Pencari Kerja

Gajah Mada adalah Gaj Ahmada