JIKA ADA AWAL, PASTI ADA AKHIR
A: "Ini
adalah akhir dari segalanya."
B: "Ah
... bagaimana bisa kau begitu yakin tentang hal itu?"
A: "Ini
bukan perkara yakin atau tidak. Ini adalah realita."
B: "Ya
... tapi kan di setiap akhir pasti nanti ada awal yang lainnya. Ini bukanlah akhir
yang sebenarnya. Hukum keseimbangan di dunia ini masih berlaku. Ada awal pasti
ada akhir; ada panas pasti ada dingin; ada imajinasi pasti ada realita; ada
cinta pasti ada kebencian; ada hitam pasti ada putih; ada baik pasti ada jahat;
ada siang pasti ada malam; ada aku pasti ada kamu. Karena aku dan kamu saling
menyeimbangkan."
A: "Ah
... kau pandai sekali merangkai kata."
B: "Itu
bukan rahasia lagi. Semua orang sudah tahu. Hahaha."
A: "Kau
semakin besar kepala ya!"
B:
"Hahaha ... bukan begitu. Bukan berarti aku mengklaim diriku sudah
benar-benar ahli di bidang itu. Namun yang aku kerjakan dari dulu hingga
sekarang ya tentang itu saja. Otomatis orang-orang sudah membuat cap bahwa aku
adalah seorang yang menggiati hal tersebut. Ya ... sah-sah saja toh."
A: "Iya
... sih. Namun aku akui kau memang konsisten dalam hal itu. Aku pikir, yang kau
lakukan patut dicontoh. Lantas, apa yang akan kau lakukan setelah ini?"
B: "Tetap
menulis. Tetap produktif. Rajin membaca. Terus mengembangkan imajinasi. Aku
terlanjur jatuh hati dan terhanyut pada dunia ini."
A:"Syukurlah
kalau begitu. Aku akan selalu mendukungmu. Tak ada hasil yang mengkhianiati
proses, betul kan?"
B:
"Yash, betul sekali. Aku setuju. Mari kita tenggelamkan kata 'khianat'
dalam dunia ini. Hahaha."
A: "Ah
... kau kejam sekali. Tak patut kau berbuat begitu! Ingatlah, hukum
keseimbangan yang kau katakan sebelumnya. Tak akan ada kebaikan jika kejahatan hilang.
Kita ambil hikmah dari salah satu film yang lagi hits: Avangers Endgame. Coba
bayangkan jika tak ada Thanos. Mungkin para Anvangers tak akan mengembangkan
mesin waktu secepat itu. Mungkin juga kemampuan para Avangers tak akan menikmat
secepat itu. Dan pastinya, rasa memiliki tumbuh semakin besar di hati mereka. Rasa
memiliki sebuah keluarga, sahabat, dan orang terkasih. Dan pastinya, lebih
menghargai waktu. Semua ada hikmahnya. Lantas masihkah kau ingin menenggelamkan
'khianat'?"
B: "Ah
kau sudah pandai bicara sekarang ya. Hahaha. Jadi misal tidak ada kata khianat,
maka tidak akan ada kata setia."
A: "Ya
begitulah. Seperti aku yang selalu setia padamu. Setia menunggumu di hatiku.
Haha."
Comments
Post a Comment